Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,24% menjadi Rp 15.592,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (16/1). Sementara berdasarkan JISDOR Bank Indonesia (BI), rupiah melemah ke Rp 15.592, dari hari perdagangan sebelumnya di Rp 15.555 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan rupiah terjadi akibat investor yang melakukan aksi pembelian dolar AS. Aksi ini didorong oleh semakin ragunya para investor terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga di bulan Maret 2024, terutama akibat minimnya sinyal dari anggota The Fed serta masih solidnya data perekonomian AS.
"Para investor menunggu pidato-pidato dari pejabat Fed lainnya untuk melihat sinyal pemotongan suku bunga," kata Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (16/1).
Baca Juga: Defisit Neraca Transaksi Berjalan Berpeluang Melebar Pada 2024, Ini Pemicunya
Untuk perdagangan Rabu (17/1), rupiah berpotensi melanjutkan tren pelemahan akibat sentimen dari data pertumbuhan ekonomi China. Meskipun pertumbuhan ekonomi China diperkirakan meningkat dari tahun 2023, namun secara umum pemulihan angkanya tidak setinggi perkiraan sebelumnya.
Hal ini diperkirakan berpotensi mendorong peningkatan sentimen risk-off di pasar Asia pada Rabu (17/1). Josua memperkirakan, rupiah akan bergerak cenderung melemah di kisaran Rp 15.550-Rp 15.650 per dolar AS.
Analis Mata Uang Lukman Leong menambahkan, rupiah berpotensi lanjut tertekan, mengingat penguatan dolar AS masih cukup kuat. Investor menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur RDG (RDG) BI pada Rabu (17/1).
"Meskipun diharapkan masih tetap akan mempertahankan suku bunga, investor menantikan pernyataan BI seputar dolar AS dan prospek suku bunga 2024," ucap Lukman. Kisaran pergerakan rupiah untuk Rabu (17/1) diperkirakan berada di Rp 15.500-Rp 15.650 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News