kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah kian mempesona


Selasa, 07 Januari 2020 / 22:24 WIB
Rupiah kian mempesona
ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019).


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memanasnya perseteruan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran membuat investor berpaling ke aset-aset lindung nilai (safe haven), termasuk dolar AS dan yen Jepang. Meskipun begitu di antara mata uang regional, pesona mata uang Garuda dinilai tidak kalah pamor di mata pelaku pasar.

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot, Selasa (7/1) menguat 0,47% di level Rp 13.878 per dolar AS. Ini membuat posisi rupiah selalu stabil di bawah level psikologis Rp 14.000 per dollar AS.

Ekonom BCA Sekuritas David Sumual mengatakan, prospek rupiah sepanjang 2020 bergantung pada tingkat ketegangan eskalasi perang AS dan Iran. Meskipun, untuk saat ini dampak positif lebih banyak dirasakan oleh penguatan mata uang yen Jepang. 

Baca Juga: Nasib rupiah tahun ini bergantung perkembangan ketegangan AS-Iran

"Untuk dampak di jangka menengah dan panjang tergantung seberapa negatif perkembangan eskalasi. Ditambah lagi, apakah pergerakan harga minyak akan terpengaruh atau tidak," jelas dia, Selasa (7/1).

Dilihat dari sisi fundamental, David menilai nilai tukar rupiah masih memiliki daya tarik cukup kuat jika dibandingkan dengan dolar Australia dan dolar Singapura. Ini karena, baik ekonomi Australia dan Singapura lesu dan tidak sekuat Indonesia yang berhasil tumbuh sekitar 5% di 2019.

Baca Juga: Lelang SUN perdana sukses berkat kombinasi sentimen eksternal dan internal

Selain itu, sepanjang 2019 jumlah portofolio yang masuk ke Indonesia cukup besar. Hal ini kembali terjadi di awal tahun setelah lelang SUN yang laris manis.

Untuk itu, David menekankan stabilitas foreign direct investment (FDI) di 2020 perlu dijaga dan ditingkatkan. Namun, dia juga menekankan perlunya antisipasi jika suatu saat dana tersebut mendadak keluar akibat gejolak yang terjadi di pasar global.

"Inflow portofolio perlu jadi perhatian karena suatu waktu bisa berubah arah tergantung perkembangan global," jelasnya.

David memperkirakan, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.000 - Rp 14.500 per dollar AS sepanjang 2020. Bahkan, dia menilai secara fundamental level rupiah saat ini sudah terlalu kuat.

Baca Juga: Lelang SUN sukses, rupiah perkasa dihadapan dolar AS

Penguatan rupiah, untuk sementara akan berdampak bagi kinerja importir, namun di jangka panjang akan berdampak bagi pelebaran defisit neraca perdagangan Tanah Air.

"Tiga hal menjadi perhatian utama bagi pergerakan rupiah tahun ini, yaitu sentimen perang dagang, perkembangan kondisi politik di Timur Tengah dan reaksi suku bunga The Fed terhadap gejolak pasar," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×