Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Untuk itu, David menekankan stabilitas foreign direct investment (FDI) di 2020 perlu dijaga dan ditingkatkan. Namun, dia juga menekankan perlunya antisipasi jika suatu saat dana tersebut mendadak keluar akibat gejolak yang terjadi di pasar global.
"Inflow portofolio perlu jadi perhatian karena suatu waktu bisa berubah arah tergantung perkembangan global," jelasnya.
David memperkirakan, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.000 - Rp 14.500 per dollar AS sepanjang 2020. Bahkan, dia menilai secara fundamental level rupiah saat ini sudah terlalu kuat.
Baca Juga: Lelang SUN sukses, rupiah perkasa dihadapan dolar AS
Penguatan rupiah, untuk sementara akan berdampak bagi kinerja importir, namun di jangka panjang akan berdampak bagi pelebaran defisit neraca perdagangan Tanah Air.
"Tiga hal menjadi perhatian utama bagi pergerakan rupiah tahun ini, yaitu sentimen perang dagang, perkembangan kondisi politik di Timur Tengah dan reaksi suku bunga The Fed terhadap gejolak pasar," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News