Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah Indonesia mencatatkan pelemahan terbesar dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda melemah 0,8% menjadi 11.446 per dollar AS per pukul 10.01 WIB. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak 11 September lalu.
Sementara itu, di pasar offshore, nilai kontrak rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan tak banyak mencatatkan perubahan di posisi 11.245. Artinya, posisi rupiah di pasar NDF lebih perkasa 1,7% dibanding pasar spot. Sepanjang sebulan belakangan, kontrak NDF rupiah sudah keok 2,2%.
Salah satu penyebab pelemahan rupiah pada awal pekan ini adalah adanya spekulasi bahwa perusahaan lokal meningkatkan pembelian dollar AS untuk memenuhi pembayaran impor dan utang dollar di akhir bulan.
"Pandangan kami masih bearish terhadap rupiah dalam jangka pendek," jelas Suriyanto Chang, head of treasury PT Bank QNB Kesawan di Jakarta kepada Bloomberg.
Dia menambahkan, ada permintaan regular dollar dari perusahaan pada waktu seperti sekarang. Namun, "Rupiah akan mendapatkan support pada posisi 11.500 karena banyak sekali kepentingan untuk menjual dollar saat berada di level tersebut," jelasnya.
Chang juga menjelasnkan, dengan pelemahan rupiah, defisit neraca perdagangan akan kembali pulih seiring perlambatan impor. Dia memprediksi rupiah akan mengalami konsolidasi menuju 10.800 pada akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News