Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Citigroup Inc mengatakan, saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk membelu mata uang Asia. Pasalnya, jumlah dana asing yang keluar dari kawasan regional sudah mereda. Selain itu, keputusan the Federal Reserve untuk mempertahankan penggelontoran stimulus dengan nilai rekor membantu menahan pelemahan mata uang Asia yang sempat jatuh ke level terendah dalam empat bulan terakhir.
Asal tahu saja, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index sudah naik 1,4% sejak 30 Agustus lalu, sehingga mencetak kenaikan bulanan terbaik sejak September 2012. Investor mengalirkan dana senilai US$ 1,4 miliar ke dalam pendanaan saham di emerging market Asia pada pekan yang berakhir 18 September lalu. Pada pekan yang sama pula, investor asing menarik dana dari pasar obligasi dengan nilai mencapai US$ 91,2 juta. Sebagai perbandingan, pada periode sebelumnya, dana asing yang keluar dari pasar obligasi mencapai US$ 310,8 juta.
"Pelaku pasar sudah meninggalkan mata uang Asia dan sangat berhati-hati dalam mengelola risiko. Ini saatnya kembali ke permainan lagi. Investor harus kembali mengoleksi mata uang Asia," jelas Ada, Gilmour, the head of Asia-Pacific foreign-exchange and derivatives sales Citigroup Inc.
Gilmour memprediksi, mata uang Asia akan menguat sekitar 4% pada akhir tahun setelah pimpinan the Fed Ben S Bernanke mengumumkan untuk mempertahankan nilai stimulus.
Sementara itu, Deutsche Bank AG, bilang, keputusan the Fed tersebut akan membantu upaya pemerintah India dan Indonesia untuk mengerem laju pelemahan mata uangnya dengan menaikkan suku bunga acuan dan memangkas anggaran belanja.
"Penentu kebijakan Asia sudah berbuat banyak. Keputusan the Fed hanya membantu mereka lebih jauh lagi," jelas Sameen Farooqui, the Asia head of flow trading for fixed-income and currenciesĀ Deutsche Bank.
Deutsche Bank meramal, rupiah Indonesia akan menguat menjadi 11.200 per dollar dalam enam bulan, 11.000 dalam 12 bulan, dari 11.350 pada 20 September lalu. Sementara, hasil survei Bloomberg menunjukkan, rupiah akan menguat ke 11.275 pada kuartal pertama dan 11.200 pada akhir kuartal tiga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News