kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Rupiah kembali ke level Rp 14.000 per dollar AS, BI disarankan lakukan intervensi


Senin, 11 Februari 2019 / 11:40 WIB
Rupiah kembali ke level Rp 14.000 per dollar AS, BI disarankan lakukan intervensi


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali melemah pada perdagangan Senin (11/2). Di pasar spot, rupiah pada pukul 11.35 WIB ada di level Rp 14.045 per dollar Amerika Serikat (AS), melemah 0,64% dibanding penutupan akhir pekan lalu yang ada di Rp 13.955 per dollar AS. 

Direktur PT Garuda Berjangk, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan pelemahan rupiah didorong sentimen domestik dan global. Pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan tidak akan menemui Perdana Menteri China Xin Jin Ping sampai awal Maret mendatang mengaburkan optimisme berakhirnya perang dagang.

"Ini juga melahirkan ketegangan baru yang cukup mendalam,” ujar Ibrahim, Senin (11/2).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi global yang melambat juga dinilai memberi kekuatan pada indeks dollar AS. Hal tersebut ditandai dengan pemangkasan proyeksi pertumbuhan zona Euro pada 2019 ke level 1,3% dari angka 1,9%.

Tak hanya itu, bahkan International Monetary Fund (IMF) juga mengeluarkan pernyataan ada badai ekonomi karena pertumbuhan global yang meleset dari perkiraan. IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi globalnya tahun ini sebesar 3,5% dari 3,7% sejak Oktober 2018.

Selain itu, Ibrahim juga melihat perolehan pertumbuhan ekonomi domestik tak mampu menopang kekuatan indeks dollar.

Bank Indonesia (BI) mencatat, defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada kuartal IV-2018 mencapai US$ 9,1 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal III-2018 sebesar US$ 8,6 miliar. Secara keseluruhan, sepanjang tahun lalu CAD mencapai US$ 31,1 miliar.

“ini juga menjadi defisit terdalam. Dengan begini BI harus lekas melakukan intervensi, salah satunya dengan menambah masa transaksi DNDF yang hanya ada tiga kali seminggu,” jelas Ibrahim.

Ibrahim melihat pelemahan rupiah bisa berlanjut sampai penutupan perdagangan hari ini.

Ibrahim memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp 13.960 per dollar AS-Rp 14.040 per dollar AS.

“Jika rupiah menembus level tertingginya di angka Rp 14.040 per dollar AS, maka dia akan melaju sampai Rp 14.130 per dollar AS,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×