kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   4,88   0.55%
  • EMAS1.365.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Kembali Ditutup Menguat ke Rp 16.321, Intip Proyeksi Untuk Selasa (2/7)


Senin, 01 Juli 2024 / 17:25 WIB
Rupiah Kembali Ditutup Menguat ke Rp 16.321, Intip Proyeksi Untuk Selasa (2/7)
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,33% ke posisi Rp 16.321 per dolar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Senin (1/7). Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,33% ke posisi Rp 16.321 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Sedangkan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah juga menguat 0,23% ke level Rp 16.355 per dolar AS. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan sentimen global yang membuat rupiah menguat yakni, karena data menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, ukuran inflasi pilihan The Fed tidak berubah pada bulan lalu, dan mengikuti kenaikan 0,3% yang tidak direvisi pada April. 

"Dalam 12 bulan hingga Mei 2024, indeks harga PCE meningkat 2,6% setelah naik 2,7% pada April," kata Ibrahim dalam riset hariannya, Senin (1/7).

Menyusul data inflasi, peluang pelonggaran suku bunga pada September menjadi sekitar 67%, dari sekitar 65% pada akhir Kamis (27/6), menurut perhitungan LSEG. Pasar juga memperkirakan antara satu atau dua kali penurunan suku bunga masing-masing sebesar 25 bps pada tahun ini.

Baca Juga: Dolar Menguat, Bulog Pastikan Importasi Beras dan Jagung Tak Terganggu

Ketua Fed Jerome Powell akan menyampaikan pidatonya pada Selasa (2/7). Sedangkan risalah pertemuan The Fed Juni akan dirilis pada Rabu (3/7). Selain itu, data nonfarm payrolls untuk bulan Juni akan dirilis pada Jumat (5/7).

"Selain data ekonomi, pelaku pasar juga fokus pada politik AS seiring dengan adanya saling serang antara kandidat presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump dan Presiden AS Joe Biden," kata dia.

Sementara itu, Ibrahim menuturkan, sentimen dari dalam negeri yakni, tingkat inflasi Indonesia pada Juni 2024 mencapai 2,51% secara year-on-year (YoY). Pada Juni 2024 terjadi deflasi 0,08% atau terjadi penurunan IHK menjadi 106,28 pada Juni 2024. Deflasi ini terjadi dua bulan secara berurutan. 

Sebagai pengingat, tingkat inflasi Indonesia pada Mei 2024 mencapai 2,84% YoY. Nilai ini lebih rendah dibandingkan posisi April sebesar 3%. Saat itu terjadi deflasi 0,03% pada Mei 2024 secara bulanan.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat 0,24% ke Rp 16.355 Per Dolar AS, Senin (1/7)

Analis Senior Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan bahwa penguatan rupiah berlanjut sejalan dengan tensi dari eksternal yang menurun dan data inflasi PCE inflasi AS yang juga menurun. 

Menurut Reny, penurunan inflasi ini menjadi sentimen positif bagi rupiah karena sudah sesuai dengan target bank sentral AS dalam Fed Guidance Juni 2024 dan ruang penurunan Fed Funds Rate kembali terbuka.

Berdasarkan data CME Group, penurunan Fed Funds Rate terdekat akan terjadi pada meeting September 2024 dengan probabilitas sebesar 55%. Sedangkan, FOMC meeting terdekat pada Juli 2024 ini diperkirakan masih akan mempertahankan FFR pada level 5,5%.

"Saat ini, investor akan merilis FOMC meeting pada Kamis minggu ini untuk memperoleh arah yang lebih detail dari kebijakan The Fed dan akan mengantisipasi data sector tenaga kerja AS yang akan dirilis pada akhir minggu ini," kata Reny kepada Kontan.co.id, Senin (1/7). 

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat 0,33% ke Rp 16.321 Per Dolar AS, Senin (1/7)

Tak hanya itu, Reny mengatakan data nonfarm payrolls diprediksi sebesar 180 ribu, menurun dari sebelumnya yang sebesar 272 ribu dan tingkat pengangguran AS diprediksi tetap sebesar 4% pada Mei 2024.

Dengan faktor-faktor tersebut, Reny mencermati secara teknikal rupiah ke depannya akan cenderung bergerak ke kisaran Rp 16.100 - Rp 16.400 per dolar AS. Sedangkan pada perdagangan Selasa (2/7), dia memproyeksi rupiah bergerak di kisaran Rp 16.295 per dolar AS–Rp 16.368 per dolar AS.

Kemudian, Ibrahim memprediksi pada  perdagangan Selasa (2/7) mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang Rp 16.270 per dolar AS-Rp 16.350 per dolar AS. 

Selanjutnya: Pempol Kresna Life Minta OJK Tak Ajukan Kasasi Putusan PTTUN

Menarik Dibaca: Datangkan Rasa Sedih, Ini 5 Efek Kurang Makan Buah dan Sayur bagi Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×