Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih cukup kokoh meski pelaku pasar menanti rilis pertemuan The Fed bulan lalu. Rupiah akhirnya unjuk gigi di hadapan dollar AS.
Di Pasar Spot, Rabu (12/10) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 0,11% ke level Rp 13.018 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,24% di Rp 13.023.
Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, Tonny Mariano mengatakan, belum ada faktor yang mampu membuat rupiah melemah. Kondisi fundamental dalam negeri cukup positif dengan dukungan program Tax Amnesty.
Jika program Tax Amnesty berjalan dengan baik dan pembangunan infrastruktur semakin lancar, Tonny memprediksi penguatan rupiah dapat menyentuh Rp 12.600 per dollar AS hingga akhir tahun.
Tonny menilai selisih tingkat suku bunga BI dengan The Fed masih menguntungkan rupiah di depan dollar AS. Suku bunga BI masih cukup tinggi di level 5% sedangkan suku bunga The Fed hanya 0,5%.
"Keseriusan Presiden Joko Widodo untuk mencegah dan memberantas korupsi terutama oleh pejabat negara juga membawa efek positif bagi rupiah," imbuhnya.
Namun dalam jangka pendek, peluang koreksi rupiah tetap terbuka lantaran pelaku pasar melakukan aksi profit taking. Rilis catatan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis dini hari (13/10) akan menjadi faktor penggerak rupiah di saat minim sentimen domestik.
Jika komposisi dewan gubernur The Fed yang mendukung kenaikan suku bunga akhir tahun lebih besar, maka USD dapat menguat dan menggerus rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News