kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah jebol sepekan ini karena corona


Jumat, 20 Maret 2020 / 18:31 WIB
Rupiah jebol sepekan ini karena corona
ILUSTRASI. Dalam sepekan terakhir, kurs rupiah spot melemah 8% ke Rp 15.960 per dolar AS.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepanikan investor yang memicu aksi risk off akibat pandemi corona membuat nilai tukar rupiah sepekan ini melemah. Mengutip Bloomberg, Jumat (20/3), kurs rupiah spot tercatat melemah 0,30% ke Rp 15.960 per dolar AS dari posisi kemarin pada Rp 15.913 per dolar AS. Dalam sepekan terakhir, kurs rupiah spot melemah 8% dari posisi penutupan perdagangan pekan lalu Rp 14.778 per dolar AS.

Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 3,57% ke Rp 16,273 per dolar AS. Kurs Jisdor ini melemah 9,84% dalam sepekan terakhir.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan sentimen utama yang membuat rupiah melemah sepekan ini adalah kepanikan pelaku pasar yang memburu dolar AS sebagai aset safe haven karena dampak negatif pandemi corona.

Baca Juga: Rupiah tumbang ke Rp 15.960 per dolar AS, paling lemah dalam 22 tahun

Bahkan, pamor emas sebagai salah satu aset safe haven juga kalah dari dolar AS. Alwi mengamati aksi buru dolar AS ini membuat indeks dolar AS naik ke level tertinggi sejak tiga tahun lalu.

"Dampak virus corona pertumbuhan ekonomi global bisa melambat, pelaku pasar lari ke dolar AS bahkan upaya bank sentral menggelontorkan stimulus juga belum mampu meredakan kondisi risk off," kata Alwi, Jumat (3/20).

Senada, Fikri C. Permana Ekonom Pefindo mengatakan perilaku risk averse investor asing menyebabkan sell off terhadap semua kelas aset di Indonesia. Selanjutnya, mereka mengkonversi aset ke dolar AS untuk dibawa kembali ke negaranya masing-masing (capital outflow).

Baca Juga: Dana asing Rp 105,1 triliun telah cabut dari Indonesia sejak awal tahun ini

Ke depan pergerakan rupiah akan bergantung pada penanganan kasus corona di dalam negeri. Alwi mengatakan jika jumlah pasien positif corona bisa tidak bertambah, hal ini bisa menolong rupiah untuk menguat.

"Kita berharap saja kondisi jadi lebih baik, karena sejatinya Trump sudah melakukan intervensi membeli minyak untuk menyelamatkan harga minyak dunia, sementara di Wuhan jumlah kasus corona baru juga sudah tidak ada," kata Alwi.

Namun, jika di dalam negeri kasus corona masih terus naik, Alwi memproyeksikan rupiah berpotensi kembali melemah.

Sementara, Fikri menilai langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ia nilai baik untuk menjamin likuiditas dolar AS di pasar.  Rupiah pun memiliki kesempatan untuk menguat karena adanya tripel intervensi BI di pasar spot dan DNDF serta Surat Utang Negara (SUN) di tengah Kementerian Keuangan masih menjaga APBN dan insentif fiskal.

Baca Juga: Rupiah dekati Rp 16.200 per dolar AS, Gubernur BI: Tak sama dengan 1998 atau 2008

Namun, kembali lagi, persepsi risiko asing terkait risiko domestik khususnya penyebaran pandemi corona, penurunan harga minyak dan risiko sektor riil serta pasar keuangan masih menghantui nilai tukar rupiah untuk menguat.

Jika persepsi risiko di pekan depan membaik dan capital outflow bisa lebih terkendali, Fikri memproyeksikan sepekan depan rupiah perlahan bisa menguat ke Rp 14.780 per dolar AS hingga Rp 16.780 per dolar AS.

Namun, jika persepsi risiko memburuk, Fikri khawatir rupiah berpotensi bergerak di rentang Rp 15.630 per dolar AS hingga Rp 17.630 per dolar AS.

Baca Juga: KSSK perkuat pantauan stabilitas sistem keuangan di tengah tekanan

Sementara, sepekan depan Alwi memproyeksikan rupiah di rentang Rp 15.620 per dolar AS hingga Rp 16.400 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×