Reporter: Namira Daufina, Rinaldi Mohamad Azka | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Di tengah tekanan faktor eksternal, rupiah berhasil mengungguli USD, karena pasar AS tengah libur. Namun nilai tukar rupiah hari ini diprediksi rentan koreksi.
Di pasar spot Senin (18/1), nilai tukar rupiah terhadap USD menguat tipis 0,03% menjadi 13.905 dibanding hari sebelumnya. Sebaliknya, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) melemah 0,32% ke 13.931.
Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI, menjelaskan, penguatan rupiah ini karena aktivitas perdagangan di Amerika Serikat (AS) sedang libur nasional.
Sedangkan rilis data ekonomi AS akhir pekan lalu tidak memuaskan. “Sehingga ada celah memanfaatkan keunggulan efek dari stabilnya pasar global,” kata Trian. Apalagi Tiongkok juga memberikan dorongan positif bagi rupiah karena mata uang negeri itu kembali stabil.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Vidi Yuliansyah menambahkan, sentimen positif datang dari pasar obligasi pekan lalu yang mencatat kenaikan harga obligasi terbaik selama tiga bulan. Namun pasar juga menanti data ekonomi China seperti pertumbuhan ekonomi dan produksi industri.
Hari ini Trian melihat koreksi rupiah bisa terjadi jika harga minyak kembali turun. Sebagai mata uang berbasis komoditas, rupiah akan terkena imbas. Selain itu, pasar AS juga kembali aktif.
Trian memprediksi, rupiah Selasa (19/1) bergulir di 13.880–13.970. Vidi memproyeksikan, rupiah di rentang 13.900-14.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News