Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah memanfaatkan koreksi teknikal dollar AS menjelang pertemuan The Fed. Di pasar spot Rabu (14/12), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 0,23% dibanding sehari sebelumnya jadi Rp 13.294 per dollar AS. Kurs tengah rupiah Bank Indonesia naik 0,18% ke Rp 13.285.
Analis Garuda Berjangka Sri Wahyudi mengatakan, perhatian pelaku pasar kini tertuju pada hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), yang memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya. Sebelumnya, pasar meyakini, suku bunga The Fed naik.
David Sumual, Ekonom Bank Central Asia, menuturkan, The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 0,50%–0,75%. Hal tersebut sudah mendapat antisipasi dari pasar. Selanjutnya, pasar ingin tahu sinyal arah suku bunga tahun depan.
"Dollar AS akhirnya mengalami koreksi teknikal karena pasar masih wait and see," papar Wahyudi.
Sementara dari dalam negeri cenderung minim sentimen. Namun secara keseluruhan, kondisi internal tidak berpotensi menekan rupiah. David juga bilang, pelaku pasar juga masih menanti beberapa data ekonomi internal, salah satunya soal suku bunga acuan. BI diprediksi akan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 4,75%.
Data domestik yang juga dinanti adalah neraca perdagangan bulan November. David memprediksi, neraca perdagangan di periode tersebut masih surplus, tetapi surplusnya mengecil. Meski demikian, berbagai sentimen positif masih mendukung laju mata uang Garuda. Di antaranya, dana repatriasi yang kemungkinan meningkat menjelang deadline periode kedua serta penerbitan global bond oleh pemerintah.
Kamis (15/12) David memprediksi rupiah melemah terbatas pada kisaran Rp 13.220–Rp 13.320. Prediksi Wahyudi, rupiah bergerak antara Rp 13.150–Rp 13.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News