Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemangkasan proyeksi ekonomi global menjadi sentimen utama pergerakan mata uang rupiah pada pekan ini. Kemarin, rupiah di pasar spot menguat 0,14% menjadi Rp 14.120 per dollar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan, mata uang Garuda juga masih menanjak 0,09%.
Setali tiga uang, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia pun naik tipis 0,02% ke Rp 14.153 per dollar AS. Dalam seminggu terakhir, rupiah terapresiasi 0,03%.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah mendapat sokongan dari sejumlah faktor eksternal. Pertama, International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2019 menjadi 3,3%. Padahal pada Januari lalu, IMF meramal pertumbuhan ekonomi global di level 3,5%.
Kedua, adanya kejelasan mengenai Brexit, di mana para pemimpin Uni Eropa memberikan Inggris waktu hingga enam bulan untuk meninggalkan blok itu.
Analis Monex Investido Futures Faisyal menambahkan, rupiah juga mendapat sentimen dari rilis data domestik yang positif, seperti data cadangan devisa periode Maret 2019 yang naik jadi US$ 124,5 miliar.
Selain itu, indeks penjualan ritel domestik bulan Februari juga mengalami kenaikan sebesar 7,2%. Ini terjadi karena belanja pakaian dan rekreasi naik.
Sepekan depan, pelaku pasar menanti data manufaktur Zona Euro dan hasil pertemuan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Sedangkan, dari dalam negeri pelaku pasar akan menanti data neraca perdagangan Indonesia yang rilis di awal pekan depan.
Faisyal memprediksi mata uang Garuda akan bergerak dalam rentang Rp 14.030–Rp 14.230 per dollar AS. Sedangkan Josua memproyeksikan, rupiah berada di rentang Rp 14.000–Rp 14.150 per dollar AS pada pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News