kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan obligasi korporasi berpeluang ramai di sisa tahun ini


Jumat, 12 April 2019 / 20:02 WIB
Penerbitan obligasi korporasi berpeluang ramai di sisa tahun ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi tetap memiliki prospek yang cerah di sisa tahun ini. Terlebih lagi, di luar sentimen politik, pasar obligasi Indonesia masih cukup kondusif sejauh ini.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana menyampaikan, potensi penurunan yield Surat Utang Negara (SUN) lebih lanjut masih bisa terjadi usai kuartal pertama. Suku bunga acuan pun juga berpeluang turun pada tahun ini. Alhasil, perusahaan penerbit obligasi bisa bernapas lega karena beban bunga yang ditanggung juga dapat berkurang.

Lantas, ia memperkirakan, puncak penerbitan obligasi korporasi akan terjadi di kuartal III dan IV nanti. Untuk kuartal II, potensi peningkatan jumlah penerbitan obligasi korporasi masih terbuka namun cenderung terbatas. Penyebabnya karena waktu perdagangan yang lebih sedikit seiring kelangsungan bulan Ramadan dan libur lebaran.

Dia melanjutkan, isu perlambatan ekonomi global kemungkinan akan menjadi tantangan selanjutnya yang dihadapi penerbit obligasi korporasi selepas kuartal pertama. “Hanya saja efek sentimen ini akan sangat bergantung pada kondisi perusahaan yang bersangkutan,” kata Fikri, Jumat (12/4).

Lagi pula, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sesuai ekspektasi, penerbitan obligasi korporasi akan tetap ramai.

Potensi perlambatan ekonomi global pun dapat memengaruhi kegiatan ekspor dan impor Indonesia. Makanya, Rio Ariansyah, Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management menyarankan agar investor mencermati obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis seperti itu.

Kinerja perusahaan berorientasi impor bisa terganggu apabila kurs rupiah melemah akibat efek perlambatan ekonomi global. Sebaliknya, perlambatan ekonomi global juga dapat mengurangi permintaan produk dari luar negeri sehingga merugikan bagi perusahaan berorientasi ekspor. “Apabila kinerja perusahaan seperti ini melemah, peringkat utangnya juga terancam dipangkas,” jelas Rio, hari ini.

Sekadar catatan, berdasarkan data statistik mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai penerbitan obligasi korporasi per 22 Maret 2019 tercatat sebesar Rp 21,82 triliun. Data ini memang belum merangkum hingga satu kuartal penuh. Namun jika ditelusuri, angka tersebut tetap memperlihatkan tren penurunan. Sebab, di kuartal pertama tahun lalu, realisasi penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 29,39 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×