Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Kamis (1/2). Kurs rupiah spot menguat sekitar 0,11% secara harian ke level penutupan Rp 15.764 per dolar AS pada Kamis (1/2). Kurs rupiah Jisdor BI menguat 0,18% secara harian ke level Rp 15.775 per dolar AS.
Penguatan tipis rupiah diperkirakan masih terjadi di perdagangan Jumat (2/2). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan bahwa rupiah akan menguat terbatas di perdagangan akhir pekan, Jumat (2/2).
Ini sejalan dengan investor yang cenderung wait and see terkait data ketenagakerjaan Amerika. Investor diperkirakan masih akan menunggu sinyal pelonggaran kebijakan the Fed.
Menurut Josua, rupiah kemungkinan bergerak di kisaran Rp 15.725 per dolar AS–Rp 15.825 per dolar AS pada perdagangan hari Jumat (2/2).
Baca Juga: The Fed Belum Pangkas Suku Bunga Acuan, Volatilitas Pasar Berpotensi Meningkat
Josua mengamati, penguatan rupiah didukung oleh afirmasi bahwa siklus pengetatan The Fed sudah mencapai puncaknya. Seperti diketahui, The Fed tetap mempertahankan Fed Funds Rate (FFR) pada rentang 5,25%-5,50% di pertemuan Rabu (31/1).
Fed menyatakan bahwa penurunan suku bunga kebijakan akan dipertimbangkan, ketika pergerakan inflasi cenderung menurun menuju 2%. Bank Sentral Amerika tersebut menyatakan bahwa suku bunga kebijakan kemungkinan berada pada puncaknya untuk siklus pengetatan saat ini.
“Rupiah juga didukung oleh data manufaktur PMI Indonesia yang tercatat meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Selain itu, rilis data inflasi bulan Januari 2024 cenderung stabil, sehingga mengindikasikan real return dan real yield dari investasi di pasar modal yang cenderung atraktif,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (1/2).
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,18% ke Rp 15.775 Per Dolar AS Pada Kamis (1/2)
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong turut melihat bahwa rupiah menguat terhadap dolar AS karena didukung oleh data manufaktur Indonesia dan China yang lebih kuat. Sementara itu, data inflasi Indonesia menunjukkan tingkat harga yang mulai stabil.
Lukman memprediksi rupiah kemungkinan akan melanjutkan penguatan tipis di perdagangan besok Jumat (2/2). Proyeksi tersebut seiring sikap investor tengah mengantisipasi data tenaga kerja AS non farm payroll (NFP) yang akan dirilis malam harinya.
Sebelumnya, data pekerjaan ADP Amerika Serikat menunjukkan penambahan tenaga kerja yang lebih sedikit dari perkiraan. Namun, perlu juga mengantisipasi data pekerjaan AS, klaim pengangguran dan data ISM manufaktur Kamis malam ini.
“Rupiah diperkirakan akan bergerak datar dengan kecenderungan menguat tipis,” imbuh Lukman kepada Kontan.co.id, Kamis (1/2).
Lukman memperkirakan rupiah bergerak dalam kisaran Rp 15.700 per dolar AS–Rp 15.800 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News