Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Joe Biden yang disampaikan setelah pelantikannya menjadi presiden Amerika Serikat (AS) membawa sentimen risk on. Namun, rupiah berpotensi melemah tipis setelah menguat beberapa hari lalu.
Rupiah di pasar spot, Kamis (21/1) tercatat menguat 0,25% ke Rp 14.000 per dolar AS. Kompak, rupiah di kurs tengah BI juga menguat 0,18% ke Rp 14.039 per dolar AS.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan rangkaian inagurasi Biden meningkatkan risk on pelaku pasar dan membawa pengaruh positif bagi rupiah. Ekonom Bank Mandiri Reni Eka Puteri mengatakan, petinggi dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDGBI) yang memutuskan suku bunga tetap di 3,75%, berpotensi membuat pergerakan rupiah stabil. "Pergerakan rupiah besok didominasi data AS dan Eropa, dari domestik tidak ada," kata Reny, Kamis (21/1).
Baca Juga: IHSG turun 0,25% pada Kamis (21/1), masih menguat 5,07% dalam sepekan
Alwi mengatakan di satu sisi rupiah berpotensi terkoreksi jika euro melemah terhadap dolar AS. Alwi mengamati European Central Bank (ECB) mulai khawatir pada penguatan euro yang berpotensi menghambat laju inflasi. "Jika euro terkoreksi maka dolar AS bisa menguat dan berimbas juga ke pelemahan rupiah," kata Alwi.
Meski sentimen risk on masih menyelimuti, pelaku pasar sudah priced in pada euforia acara pelantikan presiden di AS. Alwi memproyeksikan rupiah berpotensi melemah tipis ke Rp 13.910 per dolar AS hingga Rp 14.100 per dolar AS pada Jumat (22/1). Reny juga memproyeksikan rupiah melemah tipis ke Rp 13.935 per dolar AS-Rp 14.060 per dolar AS.
Baca Juga: BI tahan bunga acuan, rupiah menguat 0,25% ke Rp 14.000 per dolar AS, Kamis (21/1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News