kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah diprediksi menguat terhadap dolar AS di akhir tahun, ini pemicunya


Minggu, 24 November 2019 / 21:17 WIB
Rupiah diprediksi menguat terhadap dolar AS di akhir tahun, ini pemicunya


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Desember tahun ini diprediksi bakal jadi bulannya investor untuk wait and see. Bagaimana tidak? Banyaknya sentimen global yang terjadi cenderung membuat pasar berada dalam ketidakpastian.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China jadi sorotan utama pelaku pasar saat ini.

Baca Juga: Rupiah tertekan selama sepekan, begini nasibnya sampai akhir tahun

Mengingat kaitannya akan sangat erat terhadap prospek ekonomi global, serta keputusan Bank Sentral global dalam menentukan arah suku bunga acuannya.

"Yang paling utama diperhatikan pasar soal perang dagang. Apakah fase pertama ini bisa selesai atau enggak?," ungkap David kepada Kontan, Minggu (24/11).

Menurutnya, sejauh ini pihak China cenderung masih optimistis bahwa kesepakatan dagang fase pertama bisa dicapai akhir tahun ini.

Meskipun begitu, pihak Negeri Tirai Bambu juga mewaspadai jika sewaktu-waktu terjadi perubahan kesepakatan akibat sikap Trump yang mudah berubah-ubah.

Sementara itu, kondisi yang tengah terjadi di Hong Kong terkait pengeluaran undang-undang hak asasi manusia (HAM) bakal turut mempengaruhi arah pasar terkait negosiasi kedua negara tersebut.

Di sisi lain, sentimen domestik seperti langkah Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuannya, namun tetap memangkas peringkat giro wajib minimum (GWM) bakal berikan sentimen positif ke pasar.

Baca Juga: Ini pandangan para ekonom soal CAD dan NPI di akhir 2019

"Apalagi inflasi, cadangan devisa dan neraca perdagangan masih cenderung stabil, sehingga rupiah masih bisa stabil di kisaran Rp 14.090 per dollar AS," jelasya.

Dengan begitu, David optimistis jika tidak ada perubahan sentimen dan sikap dari Trump terkait ancamanya untuk menaikkan tarif impor.

Jika kondisi tersebut terjadi, maka kurs yuan China berpeluang tertekan dan sekaligus bisa menekan rupiah hingga melemah ke kisaran Rp 14.300 per dollar AS.

Baca Juga: Lima saham ini menekan IHSG sejak awal tahun, simak rekomendasi analis

Sedangkan di akhir tahun, kebutuhan valas Tanah Air juga cenderung tinggi, khususnya untuk kebutuhan impor dan ekspor hingga musim liburan. Alhasil, David memprediksi di Desember pelaku pasar cenderung memilih wait and see.

"Hingga akhir tahun, rupiah masih punya potensi menguat. Dengan catatan, sentimen perang dagang berlangsung lancar, The Fed masih pertahankan arah kebijakannya, dan sentimen domestik baik dari kebijakan moneter masih sesuai prediksi pasar," tandasnya.

Baca Juga: Dolar AS menguat, Poundsterling diprediksi bakal semakin tertekan

Prediksi David, hingga akhir tahun rupiah bakal berada di rentang Rp 13.950 per dollar AS hingga Rp 14.300 per dollar AS, dengan kecenderungan menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×