kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah Hari Ini (11/6)


Selasa, 11 Juni 2024 / 07:49 WIB
Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah Hari Ini (11/6)
ILUSTRASI. proyeksi pergerakan rupiah untuk hari ini (11/6)


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (10/6). Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup turun 0,54% ke posisi Rp 16.282 per dolar AS. 

Sedangkan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah juga melemah 0,44% ke level Rp 16.290 per dolar AS. 

Analis Senior Bank Mandiri, Reny Eka Putri memprediksi, pelemahan rupiah masih berlanjut sejalan dengan tensi dari eksternal yang meningkat.

Pada Mei 2024, tingkat pengangguran AS naik menjadi 4,0% dari 3,9% dan jumlah non-farm payrolls pada Mei 2024 juga meningkat melebihi ekspektasi, mencapai 272 ribu dari 165 ribu pekerjaan pada April 2024. 

Selain itu, Reny mengatakan bahwa berdasarkan perkiraan pasar, penurunan suku bunga The Fed (FFR) pertama di tahun ini baru akan terjadi pada November 2024, dengan probabilitas penurunan sebesar 46,1% dan penurunan kedua pada Desember 2024, dengan probabilitas sebesar 40,9%. 

Baca Juga: Proyeksi Rupiah Untuk Selasa (11/6) Setelah Mendekati Rp 16.300 Per Dolar AS

“Penundaan penurunan FFR terjadi akibat masih tingginya inflasi AS yang sulit turun menuju target Bank Sentral AS yang sebesar 2%,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Senin (10/6). 

Dia menuturkan, saat ini investor sedang menunggu rilis data inflasi inti AS pada Mei 2024, yang diperkirakan akan menurun menjadi 3,5% secara year on year (YoY) pada Mei 2024, dari 3,6% YoY pada April 24. 

Kemudian, para pelaku pasar juga akan mengantisipasi hasil FOMC Meeting pada Juni 2023 mendatang, untuk mengetahui arah kebijakan The Fed selanjutnya.

Pada FOMC Juni 2024 tersebut, diperkirakan Bank Sentral AS masih akan menahan FFR pada kisaran 5,25% - 5,50%. Data terbaru AS terkait ketenagakerjaan menggeser ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.  

“Di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, para investor masih menunggu FOMC Juni 2024 dan rilis terbaru Fed Guidance,” kata Reny. 

Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Reny bilang, datang dari aliran dana asing yang terus keluar dari pasar Indonesia dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih berlanjut. Selain itu, musim pembayaran dividen juga masih mendorong meningkatnya permintaan dolar AS. 

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.283, Begini Respons Jokowi

Dengan demikian, dia memprediksi bahwa dalam jangka pendek, secara teknikal rupiah akan cenderung bergerak ke kisaran Rp 16.100 - Rp 16.300 per dolar AS. 

Sementara untuk perdagangan hari ini, Selasa (11/6), Reny memperkirakan, rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran Rp 16.230 – Rp 16.295 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×