Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dierkirakan bertahan di atas level Rp 15.000 per dolar AS hingga tutup tahun 2022. Sejumlah sentimen masih akan membayangi pergerakan rupiah hingga akhir tahun, salah satunya adalah current account atau transaksi berjalan.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengatakan, jika posisi current account mengalami surplus, ada peluang bagi rupiah terapresasi, setidaknya setelah pengumuman suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve, di November 2022 mendatang. Tetapi jika current account mengalami defisit, maka sentiment ini akan memberatkan bagi rupiah
“Best scenario sendiri saat ini kemungkinan current account akan surplus, saya harap rupiah akan sedikit terapresiasi ke Rp 15.200 sampai Rp 15.400,” terang Fikri, Minggu (16/12).
Baca Juga: Rupiah Diprediksi Melemah pada Senin (17/10), Ini Pemicunya
Menurut Fikri, kemungkinan pertengahan November akan menjadi periode puncak dari penguatan dolar AS terhadap semua mata uang. Sebab, suku bunga The Fed masih akan naik di rentang 4,7% sampai 5%. Hal ini mengindikasikan perjalanan kenaikan suku bunga The Fed masih sangat Panjang. Pun, kebijakan suku bunga The Fed akan sangat tergantung dari kondisi inflasi di negeri paman Sam
Dalam sepekan, rupiah konsisten melemah di atas Rp 15.000 per dolar AS. Fikri menilai, pelemahan ini tidak terlepas dari dari data cadangan devisa yang menurun, sehingga membuat fundamental rupiah menjadi lebih berisiko. Dari sisi global, pelaku pasar juga sangat risk on.
“Dua hal tersebut yang membuat rupiah melemah,” kata Fikri.
Baca Juga: Kurs Rupiah Diprediksi Bisa Berlanjut Melemah ke Rp 15.800 Per Dolar AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News