Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) alias USD masih dalam tren pelemahan. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,43% menjadi Rp 15.427 per dolar AS pada perdagangan Jumat (14/2).
Analis DCFX Futures Lukman Leong memprediksi, sampai dengan akhir tahun 2022, rupiah masih sangat berpotensi melanjutkan pelemahannya ke kisaran Rp 15.800. Bahkan, dalam skenario terburuk, pelemahan rupiah bisa melewati Rp 16.000 pe dolar AS.
Menurut Lukman, sentimen utama berasal dari dolar AS yang diperkirakan akan terus menguat. Hal ini sejalan dengan ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral AS The Fed yang agresif.
Baca Juga: Rupiah Diprediksi Melemah pada Senin (17/10), Ini Pemicunya
Ia menyampaikan, pasar memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali dalam sisa dua pertemuan di tahun ini. Masing-masing kenaikannya diperkirakan sebesar 75 basis poin (bps).
"Sentimen negatif lainnya juga berasal dari ekspektasi inflasi yang akan meningkat serta kekhawatiran terhadap resesi global," kata Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (15/10).
Di sisi lain, sentimen positif berasal dari surplus neraca perdagangan Indonesia yang masih kuat, serta beberapa data ekonomi yang masih positif, seperti pertumbuhan ekonomi dan penjualan ritel. Untuk menghadapi potensi pelemahan rupiah lebih lanjut, Lukman berharap Bank Indonesia dapat melakukan pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif.
Baca Juga: Pelemahan Rupiah Tak Membuat Semua Eksportir Happy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News