Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan awal pekan (4/11) diprediksi bakal melemah tipis. Kondisi tersebut lantaran meningkatnya tekanan rupiah dari sentimen eksternal.
Berdasarkan catatan Bloomberg pada perdagangan Jumat (1/11) pukul 16.34 WIB, rupiah tercatat menguat 0,03% ke level Rp 14.038 per dollar AS dari penutupan sebelumnya.
Baca Juga: Sebulan terakhir net sell asing di bursa mencapai Rp 3,88 triliun, ini penyebabnya
Sebaliknya, kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, justru terkoreksi sebanyak 58 poin atau 0,41% menjadi Rp 14.066 per dollar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pergerakan rupiah berpeluang untuk koreksi tipis pada Senin (4/11).
"Dominasi sentimen eksternal, khususnya perang dagang dan perkembangan rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) atau Brexit," ungkapnya kepada Kontan, Minggu (3/11).
Baca Juga: Samuel Sekuritas proyeksi pertumbuhan ekonomi 4,9% di kuartal III-2019
Sebagai informasi pasar mulai berpikir China mungkin akan menolak menandatangani kesepakatan perdagangan yang komprehensif, sebagian karena para pemimpinnya tidak percaya sifat impulsif Presiden AS Donald Trumps.
Sementara itu, Trump mengatakan dalam tweetnya bahwa Beijing dan Washington sedang mencari tempat baru baginya dan Presiden Cina Xi Jinping untuk menandatangani perjanjian perdagangan fase satu.
Khususnya setelah Chili membatalkan pertemuan puncak yang direncanakan untuk November ini.
Baca Juga: Mengintip proyeksi pergerakan nilai tukar rupiah pada pekan depan
Di sisi lain, perkembangan negosiasi Brexit juga masih menjadi perhatian pelaku pasar di awal pekan nanti. Dengan begitu, Ibrahim memprediksi rupiah bakal melemah tipis di kisaran Rp 14.020 per dollar AS hingga Rp 14.080 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News