Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (22/8). Pelaku pasar masih menunggu hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Pada perdagangan Jumat (19/8), di pasar spot rupiah melemah 0,01% ke Rp 14.838 per dolar AS. Selama sepekan, rupiah sudah melemah 1,01%.
Di kurs referensi Jisdor BI, rupiah melemah 0,22% ke Rp 14.858 per dolar AS. Dalam sepekan terakhir, rupiah tercatat melemah 1,14%.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, rupiah diperkirakan akan mengalami penguatan jelang RDG pada Selasa pekan ini. Ditambah lagi momentum profit taking dolar pasca kenaikan sebelumnya.
"Pelaku pasar global tetap akan memantau kebijakan dari the Fed, setelah para pejabat the Fed baru melihat sedikit bukti tekanan inflasi Amerika Serikat mereda. The Fed memastikan upaya untuk mengendalikan harga melalui kenaikan suku bunga akan tetap dilakukan hingga inflasi terkendali," tutur Nanang kepada Kontan.co.id, Jumat (19/8).
Baca Juga: Loyo, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.858 Per Dolar AS Pada Jumat (19/8)
Nanang mengatakan, risalah pertemuan The Fed pada 26-27 Juli 2022 menunjukkan Bank Sentral AS berkomitmen untuk menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk menjinakkan inflasi pada pertemuan September mendatang.
"Di samping itu katalis baru dari AS pun perlu dicermati yakni data GDP dan juga Core PCE Price Index, dimana kedua data tersebut diperkirakan akan menjadi beban bagi pergerakan dolar. Sehingga ruang koreksi dolar bisa terjadi, sehingga berdampak positif bagi Rupiah untuk membukukan penguatan," ucapnya.
Nanang mengatakan dengan inflasi Indonesia berada pada 4,9%, dalam rapat kebijakan BI pekan ini, tepatnya 23 Agustus. Suku bunga diperkirakan masih stabil pada 3,5%.
Sementara, Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pelaku pasar akan mengantisipasi hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.
"Dengan mempertimbangkan inflasi inti yang masih di bawah 4%, kami melihat BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan BI7D RRR di level 3,5%," ujar Reny.
Reny mengatakan, The Fed menegaskan bahwa level inflasi AS pada bulan Juli 2022 yang sebesar 8,5% masih jauh di atas target The Fed sebesar 2%.
"Oleh karena itu, The Fed masih melihat kenaikan suku bunga Fed Funds Rate akan menjadi respons terhadap inflasi AS yang masih berlanjut tinggi, meskipun harus menghadapi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah Tipis ke Rp 14.838 Per Dolar AS Pada Hari Ini (19/8)
Reny mengatakan, The Fed masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga Fed Funds Rate pada tahun ini sehingga pasar kembali menempatkan dananya ke dolar AS.
"Penjualan ritel AS yang membaik dan melaju sebesar 10,3% pada Juli 2022 juga menjadi katalis positif terhadap dolar AS," ujarnya.
Nanang memproyeksikan rupiah pada perdagangan Senin (22/8) akan berada di rentang Rp 14.780 per dolar AS- Rp 14.880 per dolar AS. Sedangkan Reny memperkirakan rupiah akan bergerak dikisaran Rp 14.788 - Rp 14.876 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News