Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kontrak forwards rupiah kembali melemah untuk pekan ke empat, Jumat (6/9). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 WIB, harga kontrak forwards rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 3,5% pada pekan ini menjadi 11.845 per dollar AS. Bahkan, pada transaksi perdagangan hari ini, kontrak yang sama sempat berada di level 11.958 per dollar AS, yang merupakan level terlemah sejak maret 2009 lalu.
Di pasar spot, rupiah juga melemah 2,3% menjadi 11.176 per dollar AS dari posisi 30 Agustus lalu. Artinya, rupiah di pasar spot sudah melemah selama sembilan pekan berturut-turut.
Jika diperbandingkan, kontrak forward rupiah lebih lemah 5,6% dibanding di pasar spot pada transaksi hari ini.
Pelemahan rupiah dipicu oleh kecemasan pelaku pasar akan melonjaknya harga minyak dunia seiring ancaman serangan militer AS ke Suriah. Kondisi itu dicemaskan akan memperburuk defisit neraca perdagangan Indonesia yang sudah menembus rekor pada Juli lalu.
"Harga minyak dunia menjadi isu utamanya karena masuk dalam perhitungan neraca perdagangan dan defisit anggaran. Penurunan cadangan devisa yang sedikit melambat pada Agustus akan memberikan rasa lega kepada pelaku pasar," jelas Leo Rinaldy, ekonom PT Mandiri Sekuritas kepada Bloomberg.
Catatan saja, sepanjang kuartal ini, rupiah sudah melemah 11%. Kondisi ini menjadikan mata uang Garuda sebagai mata uang dengan performa terburuk di antara 24 mata uang emerging market lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News