Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Data domestik yang solid diperkirakan masih bisa menjadi amunisi bagi rupiah, hari ini. Kemarin (15/2), di pasar spot, rupiah menguat 0,82% ke level Rp 13.378 per dollar AS.
Tapi, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, mata uang Garuda melemah tipis 0,03% jadi Rp 13.476 per dollar.
Research and Analyst Divisi Treasury Bank BNI Trian Fathria menyebut, ada tiga amunisi yang menyokong rupiah, kemarin. Pertama, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan per Januari sebesar US$ 50,6 juta.
Kedua, penguatan bursa saham domestik maupun regional. Faktor ketiga, penguatan yuan China memberi efek positif bagi mata uang Asia. Trian menduga, sentimen positif tersebut masih berpeluang menyokong rupiah pada jangka pendek.
Apalagi, pelaku pasar mengantisipasi pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur BI pada 17-18 Februari 2016, yang diprediksi masih membuka ruang pemangkasan bunga sebesar 25 basis poin. Prediksinya, Selasa (16/2), rupiah menguat ke kisaran Rp 13.300-Rp 13.450 per dollar AS.
Research and Analyst Monex Investindo Futures Agus Chandra sependapat, data neraca dagang memberi sentimen positif bagi rupiah. Di sisi lain, dollar AS sedang loyo, karena ketidakpastian kenaikan suku bunga.
Agus menebak, rupiah bergulir antara Rp 13.230-Rp 13.500 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News