kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Rupiah dalam Jangka Pendek Berpotensi Bergerak Fluktuatif, Ini Alasannya


Selasa, 19 Desember 2023 / 08:08 WIB
Rupiah dalam Jangka Pendek Berpotensi Bergerak Fluktuatif, Ini Alasannya
ILUSTRASI. proyeksi pergerakan rupiah


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh pandangan suku bunga Federal Reserve (The Fed) di tahun 2024. Rilis inflasi PCE Amerika Serikat (AS) pekan ini dinantikan pasar untuk melihat gambaran lebih lanjut terkait prospek suku bunga.

Analis Senior Bank Mandiri Reny Eka Putri mengamati, pergerakan pasar keuangan global saat ini dipengaruhi oleh keputusan The Fed dalam FOMC meeting pekan lalu.

Bank Sentral AS diketahui mempertahankan suku bunga acuannya, Fed Funds Rate (FFR), tetap stabil di kisaran 5,25% - 5,50% untuk pertemuan ketiga berturut-turut pada FOMC meeting Desember 2023. 

Keputusan tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar dengan mempertimbangkan indikator-indikator ekonomi AS terbaru yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi telah melambat, di tengah sektor tenaga kerja yang tetap kuat, tingkat pengangguran menurun, serta inflasi yang mereda.

Baca Juga: Kurs Rupiah Spot Melemah 0,12% ke Rp 15.510 Per Dolar AS, Senin (18/12)

Reny mengatakan, dalam jangka panjang The Fed akan menuju target lapangan kerja maksimum dan inflasi sebesar 2%. Pada tahun 2024, The Fed mengindikasikan akan melakukan pemangkasan suku bunganya setidaknya sebanyak tiga kali menuju level 4,75%. 

Alhasil, pelaku pasar merespons positif keputusan The Fed yang tercermin dari penurunan indeks dolar AS dan imbal hasil US Treasury. Indeks dolar AS turun ke bawah 103 dan yield US Treasury 10-tahun juga turun ke bawah 4%.

The Fed sebelumnya telah menaikkan suku bunganya sebanyak 11 kali sejak Maret 2022 akibat pandemi dan inflasi yang melonjak tajam mendekati 10%, yang merupakan langkah pengetatan moneter tercepat sejak awal 1980-an.

Di samping sikap less hawkish The Fed, lanjut Reny, rilis surplus neraca perdagangan Indonesia di akhir pekan lalu menjadi katalis positif bagi rupiah. Nilai tukar Rupiah mampu terapresiasi terhadap dolar AS, terjadi penurunan imbal hasil obligasi dan juga peningkatan di pasar saham domestik.

Reny menuturkan, pelaku pasar akan menantikan rilis inflasi PCE pekan ini untuk memastikan katalis yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan arah suku bunga ke depan. Terdapat pula figur final untuk pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal III -2023. 

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,08% ke Rp 15.516 Per Dolar AS, Senin (18/12)

Dari domestik, pelaku pasar akan mengantisipasi hasil keputusan rapat dewan Gubernur BI yang diprediksi akan mempertahankan BI7DRRR pada level 6%. Proyeksi tersebut sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang terus ditingkatkan melalui salah satunya penerbitan 3 instrumen BI yakni SRBI, SVBI, dan SUVBI untuk menarik aliran dana. Hal ini juga akan menjadi sentimen di market. 

"Sepanjang September - November 2023, investor tampaknya cukup meminati SRBI, tercermin dari rasio kepemilikannya yang mencapai sekitar 20% dari total," jelas Reny kepada Kontan.co.id, Senin (18/12).

Oleh karena itu, Reny mewaspadai sentimen jangka pendek yang akan berpengaruh bagi rupiah. Fluktuasi di pasar keuangan global kemungkinan juga muncul menjelang libur panjang Tahun Baru 2024.

Reny memprediksi rupiah berpotensi bergerak pada kisaran Rp 15.475 - Rp 15.545 per dolar AS pada perdagangan hari ini (19/12). Sementara, Bank Mandiri masih mempertahankan proyeksi akhir tahun 2023 untuk rupiah akan ditutup di sekitar Rp 15.523 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, rupiah spot melemah 0.12% ke Rp 15.510 per dolar AS dibandingkan posisi akhir pekan lalu Rp 15.493 per dolar AS di perdagangan Senin (18/12). Sejalan dengan koreksi rupiah spot, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah 0.08% ke Rp 15.516 per dolar AS dari posisi akhir pekan lalu Rp 15.503 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×