Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pasar uang (RDPU) masih jadi favorit dibandingkan instrumen jangka pendek lainnya. Kelas aset reksadana pasar uang diperkirakan masih memberikan imbal hasil yang menarik untuk investor.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, reksadana pasar uang tetap dapat menjadi pilihan untuk nasabah yang memerlukan likuiditas yang tinggi, dan sebagai pilihan untuk tempat dana parkir sementara. Seperti diketahui, instrumen-instrumen pasar uang merupakan instrumen investasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun seperti deposito, sertifikat utang negara (SUN), sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi, sukuk dan sejenisnya.
“Reksadana pasar uang masih akan memberikan imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan dengan instrumen investasi jangka pendek lainnya,” ujar Reza kepada Kontan.co.id, Rabu (26/7).
Menurut Reza, risiko investasi domestik masih lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal. Kebijakan tingkat suku bunga The Fed yang masih hawkish membuat investor harus terus mewaspadai pergerakan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah.
Baca Juga: Prospek Kinerja Reksadana Pasar Uang Saat Bunga Stabil
Dari data inflasi Indonesia terus menunjukkan penurunan. Per bulan Juni 2023, inflasi berada pada level 3,52% dan inflasi inti juga lebih rendah 2,58% dibandingkan 2,66% pada Mei 2023. Surplus neraca perdagangan Indonesia di bulan Juni mencapai US$ 3,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 0,44 miliar.
“Kondisi ekonomi Indonesia sudah menuju arah yang lebih baik,” imbuh Reza.
Reza menyebutkan, HPAM Ultima Money Market merupakan produk unggulan dari kelas aset pasar uang. Dalam mengelolaa produk reksadana pasar uang, HPAM masih tetap mengutamakan tingkat likuiditas portofolio yang tinggi dengan menjaga alokasi obligasi pasar uang pada level 55%-65% dan deposito di level 35%-45%.
Berdasarkan data Infovesta selama semester I-2023, reksadana HPAM Ultima Money Market berhasil memberikan imbal hasil sebesar 2.28%, ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata kinerja reksadana pasar uang sebesar 1.98%. Sementara, kinerja dalam satu bulan terakhir sebesar 0.36% MoM dibandingkan kinerja acuan sebesar 0.29% MoM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News