Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah menguat tipis. Jumat(12/9), di pasar spot menunjukkan pasangan USD/IDR turun 0,04% dibanding hari sebelumnya menjadi 11.822. Namun, di kurs tengah Bank Indonesia rupiah tetap anteng tak bergerak di level 11.831 dari hari sebelumnya.
Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, rupiah ditutup menguat karena masih dalam tren konsolidasi.
Pada Jumat(12/9), Amerika merilis penjualan retail atau retail sales bulan Agustus dengan hasil 0,6% angka ini lebih tinggi dari ekspektasi 0,3%, bahkan lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,0%. "Ini membuat dollar semakin perkasa," tambahnya.
Zulfirman menambahkan, menguatnya Dollar AS cukup membebani kinerja rupiah. Dollar menguat seiring merebaknya ekspektasi bahwa Fed akan memberikan nada yang hawkish ketika merampungkan pertemuan kebijakan moneternya minggu depan. Investor sepertinya cukup cemas dengan prospek kenaikan suku bunga Fed ketika program pembelian obligasi berakhir tahun ini.
Investor juga mewaspadai kondisi politik Indonesia pasca disahkannya Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk tahun 2014 - 2019. Pasar ingin melihat apakah Jokowi dapat menggalang dukungan lebih banyak dari partai politik lain. Makanya, Senin (15/9), Zulfirman memprediksi rupiah berada di level 11790 - 11865.
Sementara, Reny Eka Putri, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk, menilai, rupiah tak banyak bergerak. Sepinya sentimen dari domestik membuat rupiah tak banyak bergerak.
Reny bilang rupiah masih akan cenderung bergerak konsolidasi melemah karena positifnya data AS membuat dollar AS semakin menguat. "Dollar AS semakin menguat terhadap beberapa mata uang lainnya seperti EUR, Aussie," tambahnya.
Reny menduga, rupiah berada di level 11.710-11.850, Senin (15/9) besok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News