Reporter: Riska Rahman | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Setelah sempat tertekan di awal pekan, rupiah akhirnya berhasil mengungguli dollar AS di akhir pekan. Di pasar spot, Jumat (12/5), rupiah menguat sekitar 0,12% jadi Rp 13.330 per dollar AS dibanding hari sebelumnya.
Kurs tengah rupiah versi Bank Indonesia (BI) juga menguat tipis 0,11% ke level Rp 13.340 per dollar AS. Tapi bila dilihat dalam sepekan, pergerakan rupiah relatif stagnan.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, nilai tukar rupiah melemah di awal pekan lantaran AS mengumumkan data tenaga kerja yang positif. Hal tersebut berhasil mengerek probabilitas kenaikan suku bunga The Fed di bulan Juni menjadi 90% dan akhirnya mengangkat nilai tukar the greenback.
Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menambahkan, data pertumbuhan ekonomi dan cadangan devisa Indonesia yang membaik juga berhasil membuat rupiah unjuk gigi. Sekadar mengingatkan, cadangan devisa Indonesia di April 2017 mencapai US$ 123,2 miliar.
Pergerakan rupiah juga ditopang ekspektasi pasar terhadap neraca perdagangan Indonesia. Ekspor Indonesia diproyeksi terkerek 22% sedangkan impor melesat 21%. "Ini membuktikan, aktivitas ekonomi dalam negeri meningkat," jelas Putu, kemarin.
Josua memprediksi nilai tukar mata uang Garuda pekan depan bakal kembali menguat. Tapi hal tersebut juga tergantung pada pernyataan terbaru para pejabat The Fed serta hasil pertemuan G7. Karena itu ia memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.290-Rp 13.390 per dollar AS. Sementara Putu memprediksi rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.270-Rp 13.360 per dollar AS dalam sepekan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News