Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang kurs rupiah untuk berada di bawah level Rp 14.000 per dolar AS di sisa 2019, dinilai cukup sulit. Kalaupun kejadian, Ekonom menilai kondisi tersebut hanya bersifat temporer saja.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan kurs rupiah Kamis (1/8) terpaksa ditutup melemah di level Rp 14.116 per dolar AS atau koreksi 0,67%. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau yang dikenal dengan JISDOR ikut terdepresiasi sebanyak 72 poin dan membawa rupiah ke level Rp 14.098 per dolar AS.
Baca Juga: Momentum The Fed masih akan menekan rupiah esok
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, peluang rupiah untuk bergerak di bawah Rp 14.000 per dolar AS hanya temporer. Mengingat, berbagai sentimen yang bakal terjadi di sisa 2019 diprediksi masih akan menekan kurs rupiah.
Hingga akhir tahun, David memperkirakan rupiah bakal bergerak di rentang Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.500 per dolar AS. Dengan perkiraan, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia bakal memangkas suku bunga acuannya sebanyak dua kali di Oktober dan Desember 2019.
Baca Juga: Meski masih minus, kinerja rata-rata reksadana saham mulai membaik
Sebagaimana diketahui, The Fed memangkas suku bunga acuannya (FFR) sebanyak 25 basis poin (bps) ke level 2% hingga 2,25%. Namun, pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengindikasikan sinyal pemangkasan FFR secara terbatas atau tidak seagresif sebelumnya, justru berhasil membuat dolar AS menguat signifikan. Akibatnya rupiah justru tertekan pada perdagangan Kamis (1/8).