kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Momentum The Fed masih akan menekan rupiah esok


Kamis, 01 Agustus 2019 / 22:26 WIB
Momentum The Fed masih akan menekan rupiah esok


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah pada perdagangan Jumat (2/8) diprediksi masih akan melemah tipis. Hal ini masih karena momentum pemangkasan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve yang justru mendorong penguatan dolar AS di pasar global.

Sebagaimana diketahui, The Fed memangkas suku bunga acuannya (FFR) sebanyak 25 basis poin (bps) ke level 2% hingga 2,25%. Namun, pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengindikasikan sinyal pemangkasan FFR secara terbatas atau tidak seagresif sebelumnya, justru berhasil membuat dolar AS menguat signifikan. Akibatnya rupiah justru tertekan pada perdagangan Kamis (1/8).

Baca Juga: Rupiah dalam tren depresiasi terukur hingga akhir 2019

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan kurs rupiah Kamis (1/8) terpaksa ditutup melemah di level Rp 14.116 per dolar AS atau koreksi 0,67%. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau yang dikenal dengan JISDOR ikut terdepresiasi sebanyak 72 poin dan membawa rupiah ke level Rp 14.098 per dolar AS. 

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, momentum untuk rupiah kembali melemah pada perdagangan Jumat (2/8) masih terbuka. Ini diakui, karena dampak pemangkasan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) telah membuat rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (1/8).

Baca Juga: Pelemahan rupiah akibat The Fed diprediksi hanya sementara

"Besok masih ada momentum untuk rupiah melemah, sambil menunggu berita baru dari AS. Kalau market di AS kembali merah, rupiah punya peluang untuk berlanjut koreksi," jelas David kepada Kontan, Kamis (1/8).

Dengan begitu, rupiah besok diperkirakan bakal bergerak di kisaran Rp 14.080 per dolar AS hingga Rp 14.150 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×