kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah bikin harga SUN tersungkur


Selasa, 11 Juni 2013 / 07:38 WIB
Rupiah bikin harga SUN tersungkur
ILUSTRASI. Kendaraan melintas saat hujan deras melanda kawasan Karet Tengsin, Jakarta, Senin (19/10/2020). Cuaca hari ini di Jabodetabek cerah berawan hingga hujan petir, menurut ramalan BMKG. KONTAN/Fransiskus Simbolon.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) terjerembab. Pelemahan rupiah hingga menembus level psikologis 10.000 per dollar Amerika Serikat (AS) ikut memperbesar tekanan pada pasar surat utang yang saat ini sedang dalam tren penurunan.

Pada perdagangan, kemarin (10/6), seluruh harga SUN seri acuan di Indeks Inter Dealer Market Association (IDMA) kompak melemah. Harga SUN seri FR0063 bertenor 10 tahun turun dari sehari sebelumnya di 95,50 menjadi 94,50. Ini membuat yield terkerek naik menjadi 6,381 dari sebelumnya yang sebesar 6,239. Seri FR 0064 bertenor 15 tahun juga mengalami penurunan harga dari 93,50 menjadi 91,90. Yield seri ini naik dari 6,825 menjadi 7,008.

Sementara, harga SUN seri FR0065 bertenor 20 tahun terkoreksi dari 95,25 menjadi 93,75 dan yield meningkat dari 7,072 menjadi 7,221. Harga seri FR0066 bertenor lima tahun turun dari 99,45 menjadi 99,00. Adapun, yield seri ini naik dari 5,378 menjadi 5,483. Semua seri acuan tersebut melemah ke level terendah sejak 10 Desember 2012.     

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto menjelaskan, koreksi SUN di awal pekan ini karena dipicu oleh banyak sentimen negatif, baik dari eksternal dan internal. Dari global, indeks acuan global bond, HSBC Bond Index terus mengalami koreksi dalam tiga minggu terakhir. Selain itu, pelaku pasar juga tengah dilanda kekhawatiran atas berkurangnya stimulus AS yang digelontorkan The Fed. Jika itu benar terjadi, maka likuiditas global akan berkurang.

Tunggu harga BBM

Dari sisi domestik, setidaknya ada tiga faktor utama yang menekan pasar surat utang. Pertama, rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan mengerek inflasi. Akibatnya, investor meminta yield tinggi. Kedua, anggaran defisit negara yang makin melebar membuat pemerintah menambah suplai surat utang hingga Rp 60 triliun. "Ditambah lagi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus melemah," ujar dia.

Handy memprediksi, tekanan masih akan berlangsung sepanjang bulan ini. Karena secara historis, pasar surat utang mengalami koreksi pada bulan Juni. Namun, pasca Lebaran, pasar sudah lebih tenang dan harga SUN berpotensi kembali stabil.    

Ekonom Bank Internasional Indonesia, Josua Pardede mengungkapkan, jika telah ada kepastian kenaikan harga BBM, yield SUN seri FR0063 akan meningkat di kisaran 6,50%-7,00%. Adapun, yield FR0064 diproyeksi naik menjadi 7,00%-7,25%. Untuk yield FR0065 diduga menanjak di kisaran 7,50%-7,70% dan yield SUN seri FR0066 diramalkan menjadi 5,80%-6,00%.     

Josua menduga, pemerintah akan menaikkan Fasbi rate sebesar 50 basis poin. Selanjutnya, BI rate juga diperkirakan naik 50 basis poin. Ia merekomendasikan investor menahan diri untuk masuk ke instrumen surat utang.     

Investor bisa masuk pada saat inflasi telah mencapai puncak, setelah ada kepastian harga BBM. Pada saat itu, harga surat utang sudah murah. "Namun jangka panjang, yield SUN masih berpotensi turun kembali," ujar Joshua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×