Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Angin segar dari kawasan Eropa mengangkat rupiah. Mata uang Garuda ini menyentuh level terkuat dalam tiga pekan terakhir, setelah anggota Euro menyepakati langkah-langkah penanggulangan krisis utang.
Sentimen positif dari benua Eropa itu mendorong investor untuk masuk ke aset berisiko di Indonesia. Pasar juga optimis, karena menduga Indonesia akan mengalami surplus dalam neraca perdagangan.
Rupiah tercatat menguat 0,4% ke level Rp 9.395 per dollar AS pada pukul 09.21 di Jakarta. Di awal perdagangan, mata uang bahkan sempat menyentuh Rp 9.363. Ini level terkuat sejak 12 Juni lalu.
Artanavaro Gasali, kepala pasar global di PT Bank ICBC Indonesia menilai, sentimen positif dari Jumat lalu, mendorong pasar regional menguat, dan berdampak positif juga bagi rupiah. "Rupiah akan tersokong, seiring investor asing mulai masuk ke Indonesia. Inflasi pun diperkirakan akan moderat dan suku bunga bakal dipertahankan," ujarnya di Jakarta.
Analis DBS Group Holdings Ltd. David Karbon dalam laporan yang dirilis hari ini memperkirakan, inflasi tidaka akan menjadi persoalan dalam beberapa kuartal ke depan. Ini karena ancaman perlambatan ekonomi global meredam harga minyak. Apalagi, Bank Indonesia mengambil langkah untuk membatasi pertumbuhan kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News