kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah berpotensi tertekan setelah The Fed berkomentar hawkish


Minggu, 29 Agustus 2021 / 19:12 WIB
Rupiah berpotensi tertekan setelah The Fed berkomentar hawkish
ILUSTRASI. Belum ada data internal yang dapat menyokong penguatan rupiah.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengeluarkan komentar hawkish di simposium Jackson Hole, Sabtu (28/8). Dampaknya bisa menimbulkan risk off atawa pelaku pasar menghindari aset berisiko berpotensi menekan nilai tukar rupiah. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (27/8), rupiah bergerak stagnan di Rp 14.418 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan, kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah melemah 0,05% ke Rp 14.431 per dolar AS. 

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengamati, sebelum hasil simposium Jackson Hole keluar, beberapa anggota The Fed sudah memberikan komentar yang hawkish. "Di akhir pekan pasar global cenderung risk off karena ada komentar hawkish," kata David, Jumat (27/8). 

Baca Juga: Mata uang Asia perkasa terhadap dolar AS, baht Thailand pimpin penguatan di pekan ini

Sementara, hasil simposium Jackson Hole The Fed tetap memberi komentar hawkish, yaitu tapering off atawa mengurangi pembelian obligasi AS tetap dilakukan di tahun ini. Namun, The Fed tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga. 

Sementara, di awal pekan David mengamati belum ada data internal yang dapat menyokong penguatan rupiah. David memproyeksikan pergerakan rupiah tidak akan berubah banyak dari pekan lalu, yaitu di sekitar Rp 14.380 per dolar AS-Rp 14.450 per dolar AS. 

Sedangkan,  Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong memproyeksikan rentang rupiah di Senin (30/1) berada di Rp 14.350 per dolar AS-Rp 14.500 per dolar AS.

Baca Juga: Simak katalis yang menggerakan rupiah pada pekan ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×