kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah berpotensi tertekan selama sepekan ke depan


Senin, 24 Februari 2020 / 18:32 WIB
Rupiah berpotensi tertekan selama sepekan ke depan
ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Rupiah di pasar spot melemah 0,81% ke level Rp 13.872 per dolar AS.


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah harus mencetak kinerja negatif pada perdagangan awal pekan ini. Melansir Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,81% ke level Rp 13.872 per dolar Amerika Serikat (AS) sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah di kurs tengah melemah 0,62% ke level Rp 13.863 per dolar AS.

Pengamat ekonomi sekaligus dosen di Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto menilai, pelemahan rupiah hari ini hanya permulaan. Rupiah berpotensi terus tertekan selama sepekan ke depan jika wabah virus corona tidak menemukan titik terang. “Seminggu lebih perhatian masih pada kasus wabah virus corona. Bahkan telah merambat ke Uni Eropa dan Korea Selatan juga hingga diisolasi,” kata Doddy kepada Kontan.co.id Senin (24/2).

Menurut Doddy, penyebaran kasus virus corona hingga ke Korea Selatan dan Eropa dapat membahayakan bagi Indonesia. Pasalnya kedua wilayah tersebut merupakan mitra dagang yang cukup besar untuk Indonesia.

Baca Juga: Masih tersengat sentimen corona, rupiah ditutup melemah ke Rp 13.872 per dolar AS

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah memasang status siaga lantaran delapan orang di negara itu meninggal dunia dan 833 ferinfeksi virus corona. Sedangkan dari Eropa, Italia telah memberlakukan pembatasan dan karantina ketat di dua wilayah yang menjadi pusat penyebaran, yang berada di dekat kota Milan dan Venesia.

Sekitar 50.000 orang tidak dapat masuk atau meninggalkan beberapa kota di Veneto dan Lombardy, selama dua pekan mendatang tanpa izin khusus. Roda bisnis di luar wilayah karantina juga menjadi terhambat. “World economic growth outlook dari International Monetary Fund (IMF) juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,1% menjadi 3,2%,” kata Doddy.

Berita buruk juga datang dari dalam negeri. Rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, ekspor nonmigas Indonesia ke China turun US$ 211,9 juta pada Januari 2020 jika dibandingkan dengan Desember 2019.

Baca Juga: Jaga pertumbuhan ekonomi, BKPM yakin FDI di kuartal I sebesar Rp 250 triliun

Doddy juga menambahkan hingga saat ini Indonesia masih mengalami defisit neraca berjalan. Selain itu, pemangkasan suku bunga turut berpengaruh terhadap daya tarik rupiah di mata investor.

Doddy memproyeksikan rupiah akan bergerak dengan kecenderungan tertekan sepanjang pekan. “Sepanjang minggu ini masih akan cenderung tertekan dengan pergerakan di rentang Rp. 13.700 hingga Rp. 13.900 per dolar AS dengan kecenderungan negatif bawah atau depresiasi,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×