Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dalam sepekan ini cukup tinggi. Sempat dibuka melemah di awal pekan, kini di akhir pekan rupiah menguat imbas posisi dovish Federal Reserve pada tingkat suku bunga ke depan.
Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (21/6), rupiah tercatat menguat 0,20% ke Rp 14.155 per dollar AS. Dalam sepekan, nilai tukar rupiah menguat 1,19%.
Pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah hari ini menguat 0,84% ke Rp 14.116 per dollar AS. Dalam sepekan, rupiah tercatat menguat 1,31%.
Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan, di awal pekan dollar AS sempat menguat dan membuat rupiah melemah karena pelaku pasar merespons positif kabar Presiden AS, Donald Trump yang ingin bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Namun, penguatan dollar AS mulai pudar setelah hasil rapat FOMC mengindikasikan pandangan dovish pada tingkat suku bunga AS ke depan. Rupiah pun berhasil menguat.
Lukman memproyeksikan sepekan depan penguatan rupiah terhadap dollar AS akan berlanjut. "Efek pandangan dovish The Fed masih menekan dollar AS," kata Lukman, Jumat (21/6).
Lukman memproyeksikan kisaran pergerakan rupiah pekan depan berada di Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.250 per dollar AS.
Lukman menambahkan, BI pun akan menjaga penguatan rupiah di pekan depan agar tidak berada di bawah Rp 14.000. Menurut Lukman, batas penguatan Rp 14.000 adalah posisi yang aman bila suatu saat terjadi krisis atau volatilitas yang tak terduga, sehingga BI masih mudah untuk menjaga kestabilan rupiah.
Dari dalam negeri, Lukman belum melihat ada data penting yang bisa menggerakkan rupiah secara signifikan.
Ekonom Pefindo, Fikri C. Permana juga memproyeksikan sepekan depan rupiah masih akan menguat di rentang Rp 13.900 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS.
Rupiah masih memiliki kekuatan untuk menguat karena, posisi spread yield US Treasury dan yield Surat Utang Negara (SUN) semakin lebar. "Spread yang lebar mendorong perpindahan arus dana asing masuk ke Indonesia dan rupiah jadi terapresiasi sejak pertengahan pekan ini," kata Fikri.
Dengan kompaknya bank sentral negara lain yang juga berpandangan dovish, rupiah pun diproyeksikan masih akan menguat sepekan depan. Ditambah, Fikri memproyeksikan lelang Surat Berharaga Syariah Negara (SBSN) di pekan depan akan ramai sehingga memberi sentimen positif bagi rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News