Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pergerakan rupiah pada hari ini berpotensi kembali melemah. Dari domestik, belum ada sentimen baru yang mampu mendorong pergerakan rupiah. Sedangkan dollar Amerika Serikat (AS) didukung data ekonomi yang positif.
Di pasar spot Rabu (20/5), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 0,58% ke Rp 13.175 dibanding hari sebelumnya. Sebaliknya, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia menguat 0,10% menjadi Rp 13.169.
Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, mengatakan, setelah keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga di level 7,5% , rupiah belum memiliki sentimen domestik baru.
Di sisi lain, dollar AS kembali perkasa, setelah data pembangunan rumah April 2015 melonjak. Data building permits AS April 2015 naik menjadi 1,14 juta dari sebelumnya yang hanya 1,04 juta. "Kenaikan sebesar 20,2% ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2007," jelas Reny, kemarin.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures, menambahkan, Kamis (21/5), tekanan rupiah semakin besar setelah ada indikasi Eropa akan menambah stimulus. European Central Bank (ECB) memutuskan menambah porsi pembelian obligasi. Ini menyebabkan euro terpuruk dan USD kian unggul di pasar. Apalagi jika pasar juga menantikan hasil pertemuan rapat dewan gubernur bank sentral AS.
Hari ini, Reny menebak rupiah melemah di 13.100–13.195. Prediksi Nizar, rupiah bergerak di kisaran 13.150-13.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News