kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.667.000   5.000   0,30%
  • USD/IDR 16.349   -69,00   -0,42%
  • IDX 6.616   -126,48   -1,88%
  • KOMPAS100 983   -13,20   -1,33%
  • LQ45 774   -11,10   -1,41%
  • ISSI 202   -2,03   -0,99%
  • IDX30 400   -6,71   -1,65%
  • IDXHIDIV20 480   -9,98   -2,04%
  • IDX80 112   -1,59   -1,40%
  • IDXV30 117   -1,11   -0,94%
  • IDXQ30 132   -2,57   -1,91%

Rupiah Berpotensi Berbalik Melemah Awal Pekan Depan, Intip Apa Saja Sentimennya


Minggu, 09 Februari 2025 / 18:02 WIB
Rupiah Berpotensi Berbalik Melemah Awal Pekan Depan, Intip Apa Saja Sentimennya
ILUSTRASI. Teller menghitung uang rupiah di Hana Bank, Jakarta. Pada perdagangan Jumat (7/2), rupiah spot ditutup menguat 0,36% ke Rp 16.283 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah Jisdor juga menguat tipis atau 0,03% ke Rp 16.325 per dolar AS. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Jumat (7/2). Namun, situasinya diprediksi akan berbalik arah pada pekan depan.

Pada perdagangan Jumat (7/2), rupiah spot ditutup menguat 0,36% ke Rp 16.283 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah Jisdor juga menguat tipis atau 0,03% ke Rp 16.325 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan bahwa penguatan rupiah didorong faktor eksternal dan internal. Dari eksternal, data Initial Jobless Claims untuk minggu yang berakhir pada 1 Februari 2025 meningkat melebihi ekspektasi pasar, sehingga memperkuat ekspektasi pemangkasan FFR lebih cepat di tahun ini.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.283 Per Dolar AS pada Hari Ini (7/2), Baht Perkasa

Di dalam negeri, cadangan devisa Indonesia mencapai US$ 156,1 miliar di akhir bulan Januari 2025, naik dari US$ 155,7 miliar di Desember 2024.

“Kenaikan cadangan devisa ke rekor tertinggi memberikan sinyal positif mengenai ketahanan keuangan dan ekonomi Indonesia, yang memperkuat stabilitas," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (9/2).

Dari global, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan memberlakukan tarif pembalasan terhadap semua negara yang memberlakukan pungutan perdagangan terhadapnya mulai minggu depan.

Tarif timbal balik yang diusulkan akan secara tidak proporsional mempengaruhi impor dari Uni Eropa, yang saat ini memberlakukan pungutan terhadap barang-barang AS. Alhasil, biaya impor obat-obatan, bahan kimia, mesin, dan kendaraan AS naik.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG untuk Senin (10/2) Usai Anjlok 5,16% Pekan Lalu

Sementara itu, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menilai awal pekan depan rupiah diperkirakan berbalik melemah. Hal ini didorong minimnya data ekonomi pada awal pekan depan. Pasar mengantisipasi data inflasi AS dan testimoni Powell pada Rabu mendatang.

"Kekhawatiran tarif Trump juga setiap saat bisa kembali dan investor juga perlu mewaspadai langkah-langkah balasan dari China," terangnya.

Karenanya, Lukman memperkirakan rupiah dikisaran Rp 16.250 - Rp 16.400 dan Josua memproyeksikan rupiah akan bergerak dikisaran Rp 16.225 - Rp 16.400 per dolar AS.

Selanjutnya: Kolaborasi dengan Haluu, Multi Bintang Hadirkan Instalasi Seni di Blok M Space

Menarik Dibaca: 10 Makanan yang Sehat bagi Penderita Diabetes agar Tubuh Tidak Lemas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×