Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran lockdown di beberapa negara membuat nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, Jumat (8/5), rupiah menguat 0,50% ke Rp 14.920 per dolar AS. Kompak, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah menguat 0,78% ke Rp 15.009 per dollar AS.
Baca Juga: BI: Periode 4-6 Mei, asing catat nett sell Rp 6,95 triliun di pasar domestik
Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf mengatakan, relaksasi lockdown yang dijalankan beberapa negara membawa sentimen positif pada mata uang Garuda.
"Lockdown melonggar diharapkan ekonomi global akan kembali pulih dan mendorong rupiah menguat yang merupakan aset berisiko," kata Alwi, Jumat (8/5).
Harapan pemulihan ekonomi yang bisa mendukung penguatan rupiah juga datang dari dalam negeri. Pemerintah mengumumkan skenario rentang waktu pemulihan ekonomi nasional dalam menangani pandemi corona.
Penguatan rupiah juga didukung data cadangan devisa yang naik US$ 6,9 miliar secara bulanan menjadi US$ 127,9 miliar per April.
Baca Juga: Begini nasib perusahaan BBM swasta di tengah wabah corona dan penurunan harga minyak
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri memproyeksikan, rupiah berpotensi lanjut menguat pada Senin (11/5). BI menilai rupiah masih undervalue dan memiliki prospek untuk menguat.
Apalagi, spread yield US Treasury dengan Surat Utang Negara (SUN) cenderung semakin lebar. "Ini kesempatan rupiah masih bisa menguat," kata Reny.
Selain itu, rupiah berpotensi menguat karena bank sentral global cenderung melanjutkan kebijakan akomodatif dengan tidak akan menaikkan suku bunga acuanya dan melakukan quantitavie easing.
"Akibatnya, kebijakan akomodatif tersebut bisa melemahkan mata uang mereka sendiri dan ini kesempatan rupiah untuk menguat," kata Reny.
Baca Juga: Pertamina berharap program diskon dan cashback dapat meningkatkan penjualan BBM
Untuk perdagangan rupiah di awal pekan, Reny mengatakan pelaku pasar tengah mengantisipasi data tenaga kerja AS. Jika data tersebut dirilis dengan hasil negatif maka rupiah berpotensi kembali menguat di rentang Rp 14.820 per dolar AS hingga Rp 15.000 per dolar AS.
Kompak, Alwi mengatakan, jika AS dan China memperkuat kerjasama ekonomi maka rupiah berpotensi menguat ke rentang Rp 14.800 per dolar AS hingga Rp 14.980 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News