Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah pekan lalu melemah 0,32%, rupiah berpeluang kembali melesat pada perdagangan awal pekan ini.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Agus Chandra menjelaskan, tertekannya rupiah akhir pekan lalu karena dollar Amerika Serikat (AS) rebound setelah sempat terpuruk akibat keputusan The Fed yang menahan suku bunga acuan di 0,25%-0,5%.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menambahkan, pelemahan rupiah pekan lalu ditopang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI rate sebesar 25 bps pada Kamis (18/3). "Kalau BI rate turun, rupiah melemah dalam jangka pendek," jelasnya.
Namun, penurunan BI rate bakal positif bagi perekonomian dalam negeri di jangka panjang. Pada awal pekan ini Rully menduga, rupiah menguat terdorong data Prelim UoM Consumer Sentiment AS per Maret 2016 yang tercatat di level 90, lebih buruk ketimbang bulan lalu di angka 91,7.
Serupa Agus memperkirakan, rupiah pada Senin (21/3) menguat terbatas. Lantaran, komentar para pejabat The Fed yakni Eric Rosengren, James Bullard serta William Dudley pada Jumat (18/3) malam hingga Sabtu (19/3) dini hari yang direspons negatif pelaku pasar.
Prediksi Agus, rupiah bergerak pada rentang Rp 13.070 - Rp 13.250. Sedangkan Rully meramal, rupiah ada di kisaran Rp 13.085 - Rp 13.150.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News