Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah diproyeksikan akan kembali berlanjut pada perdagagan besok, Rabu (9/2). Sentimen negatif dari global maupun dalam negeri jadi faktor pemicunya.
Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, saat ini para pelaku pasar mulai memprediksi Federal Reserve lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Semula, kenaikan suku bunga diperkirakan hanya 4 kali, namun kini mulai ada proyeksi yang naiknya hingga 5-6 kali.
Ahmad bilang, pandangan pasar ini bisa semakin diperkuat oleh rentetan rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) pada pekan ini. Salah satunya adalah rilis data business optimism index yang akan diumumkan dini hari nanti.
Baca Juga: Kembali Melemah, Rupiah Ditutup di Level Rp 14.399 per Dolar AS
"Jika ternyata data ini mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya, bisa menguatkan pandangan pelaku pasar soal kenaikan suku bunga acuan. Ini akan mendorong indeks dolar AS," ujar Ahmad ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/2).
Dari dalam negeri, rilis data cadangan devisa bulan Januari yang turun juga tidak banyak membantu. Adapun, Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia untuk Januari sebesar US$ 141,3 miliar atau turun US$ 3,6 miliar dari bulan sebelumnya.
Untuk perdagangan besok, Ahmad memproyeksikan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.380 per dolar AS-Rp 14.430 per dolar AS.
Adapun, hari ini, Selasa (8/2), rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.399 per dolar AS atau melemah tipis 0,04%. Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah berhasil menguat 0,13% ke Rp 13.385 per dolar AS.
Baca Juga: ÌHSG Melemah 0,23% pada Selasa (8/2), Net Buy Asing Mencapai Rp 1,56 Triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News