kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Berpeluang Kembali Tertekan ke Level Rp 15.000 per Dolar AS Pada Pekan Depan


Minggu, 18 September 2022 / 14:40 WIB
Rupiah Berpeluang Kembali Tertekan ke Level Rp 15.000 per Dolar AS Pada Pekan Depan
ILUSTRASI. Hasil rapat sejumlah bank sentral akan menjadi penentu arah pergerakan mata uang pekan depan, termasuk bagi rupiah. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil rapat sejumlah bank sentral akan menjadi penentu arah pergerakan mata uang pekan depan, termasuk bagi rupiah. Setelah melemah pada pekan lalu, pekan depan mata uang garuda ditaksir akan kembali tertekan ke level Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

Adapun pada Jumat (16/9), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,38% ke posisi Rp 14.955 per dolar AS. Sedangkan di kurs referensi Jisdor  Bank Indonesia, rupiah melorot 0,27% ke level Rp 14.939. 

Jika dihitung dalam sepekan, rupiah melorot 0,84% di pasar spot. Untuk JISDOR, rupiah anjlok 0,62% sepanjang pekan lalu.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin melihat rupiah belum lepas dari tekanan menjelang hajatan sejumlah bank sentral. Selain The Fed di AS, ada juga BOC Meeting, SNB Meeting, BOJ Meeting dan BOE Meeting.

Baca Juga: Rupiah Tertekan Pekan Ini Jelang Keputusan Suku Bunga Pekan Depan

Di dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pun akan menentukan kebijakan terkait suku bunga acuan. Prediksinya, BI rate bakal naik 25 basis point (bps), menyikapi kondisi inflasi pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Meski beberapa laporan data ekonomi domestik yang membaik dari neraca perdagangan yang surplus di Agustus, tidak mampu banyak mengantarkan penguatan bagi rupiah karena memang kuatnya sentimen dari AS," terang Nanang saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (18/9).

Menjadi pekan sibuk bagi bank sentral global, Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo memperkirakan perdagangan mata uang akan mengalami turbulensi di pekan ini. Pasar akan mencermati kebijakan suku bunga, terutama dari The Fed yang diperkirakan pada Rabu (21/9) nanti akan mengerek 75 bps hingga 100 bps.

"The Fed, SNB, BOJ, BOE, Riksbank, Norges Bank, bahkan BI, kemungkinan akan ramai-ramai menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang over heat," ujar Sutopo.

Pada Senin (19/9), Sutopo memprediksi rupiah akan bergerak lambat dan datar dengan Rp 15.000 per dolar AS sebagai angka psikologis. Namun dalam sepekan, rentang pergerakan ditaksir bisa lebih lebar.

Resistance diperkirakan berada di area Rp 15.030. Analisa Sutopo, pergerakan di atas level Rp 15.030 bisa membawa pelemahan rupiah hingga ke Rp 15.200. 

Baca Juga: Rupiah Melemah dalam Sepekan, Akibat Ekspektasi Pasar Terhadap The Fed

Pada sisi bawah, Rp 14.700 merupakan dukungan penting dan penguatan rupiah kemungkinan bisa mencapai harga Rp 14.820.

"Tetapi Kemungkinan BI juga akan menahan pelemahan rupiah dengan kenaikan suku bunga," sebut Sutopo.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana juga memperkirakan posisi rupiah pada awal pekan masih tertekan. Prediksi Fikri, pergerakan rupiah terhadap dollar AS pada Senin (19/9) berada di area Rp 14.900 - Rp 15.100.

"Untuk pekan depa, tergantung kenaikan The Fed, dan bagaimana respons BI. Keduanya akan menentukan bagaimana gerak dollar AS dan rupiah," jelas Fikri.

Sedangkan, Nanang menyoroti bahwa ancaman pelemahan rupiah di atas Rp 15.000 per dolar AS ditaksir tidak akan bertahan lama. Otoritas akan melakukan intervensi, lantaran pelemahan yang terlalu deras bisa cukup mengganggu iklim investasi domestik.

Selain itu, koreksi dolar yang terjadi di akhir pekan bisa menjadi titik support penguatan bagi rupiah. Mengawali pekan ini, rupiah diperkirakan akan bergerak pada rentang Rp 14.910 - Rp 14.970.

"Pencapaian level Rp 15.000 akan bisa dilakukan momentum intervensi oleh BI. Sehingga Rp 15.000 tidak akan berlangsung lama. Resistensi terdekat Rp 14.980 - Rp 14.990," tandas Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×