kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Rupiah berpeluang kembali menguat pada Jumat (18/9), simak faktor pendorongnya


Jumat, 18 September 2020 / 07:15 WIB
Rupiah berpeluang kembali menguat pada Jumat (18/9), simak faktor pendorongnya


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) pada level 4% membawa rupiah bergerak menguat pada Kamis (17/9). Untuk Jumat (18/9), analis dan ekonom memperkirakan rupiah masih berpeluang kembali menguat. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (17/9), rupiah menguat 0,07% ke Rp 14.833 per dolar AS. Namun, kurs tengah BI mencatat rupiah melemah 0,23% ke Rp 14.878 per dolar AS. 

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan suku bunga BI7DRRR yang dipertahankan pada level 4% mendukung penguatan rupiah. "Tingkat suku bunga Indonesia cukup tinggi di tengah kondisi ekonomi global yang sedang tertekan, faktor ini membuat rupiah menguat," kata Lukman, Kamis (17/9). 

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail Zaini menambahkan, suku bunga BI yang tidak berubah membuat spread yield Surat Utang Negara (SUN) dan yield US Treasury menjadi stabil dan tetap tinggi. Alhasil, rupiah berhasil menguat. 

Baca Juga: BI pertahankan suku bunga, rupiah ditutup menguat ke Rp 14.833 per dolar AS

Namun, Lukman mengamati pelaku pasar saat ini masih menafsirkan dampak pernyataan The Fed yang tetap dovish. 

Dalam jangka pendek sikap The Fed yang akomodatif dan akan terus menyuntikkan likuiditas di pasar memberi sentimen positif pada rupiah. Namun, di saat yang sama The Fed yang memproyeksikan pelemahan ekonomi AS akan berlangsung lama ujungnya bisa memberikan sentimen negatif ke pasar keuangan global. 

Mikail memproyeksikan indeks dolar AS akan bergerak melemah karena pertumbuhan ekonomi AS stagnan. "Data ketenagakerjaan minggu ini diproyeksikan tumbuh stagnan karena ritel sales AS di periode Agustus juga stagnan, perbaikan ekonomi AS yang stagnan membuat dollar AS melemah," kata Mikail. 

Sementara, secara fundamental rupiah berpotensi masih bisa menguat karena dukungan surplus neraca perdagangan.

Mikail memproyeksikan rupiah Jumat (18/9) cenderung masih menguat di rentang Rp 14.790 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS. 

Secara teknikal Lukman juga menganalisis rupiah berpotensi menguat di rentang Rp 14.750 per dolar AS-Rp 14.875 per dolar AS. 

Selanjutnya: BI pertahankan suku bunga acuan di level 4,00%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×