CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.879   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.141   -73,55   -1,02%
  • KOMPAS100 1.093   -10,03   -0,91%
  • LQ45 872   -3,51   -0,40%
  • ISSI 215   -3,49   -1,60%
  • IDX30 447   -1,05   -0,23%
  • IDXHIDIV20 540   0,91   0,17%
  • IDX80 125   -1,17   -0,92%
  • IDXV30 135   -0,50   -0,37%
  • IDXQ30 149   -0,06   -0,04%

Rupiah Berpeluang Kembali Melemah pada Rabu (23/3), Ini Penyebabnya


Selasa, 22 Maret 2022 / 18:56 WIB
Rupiah Berpeluang Kembali Melemah pada Rabu (23/3), Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. proyeksi pergerakan rupiah untuk Rabu (23/3)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan inflasi membuat The Federal Reserve (The Fed) kembali hawkish. Alhasil, nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (23/3).

Mengutip Bloomberg, Selasa (22/3), rupiah spot ditutup melemah 0,08% ke Rp 14.348 per dollar AS. Sementara kurs JISDOR Bank Indonesia juga turun 0,12% ke Rp 14.358 per dolar AS.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana memproyeksikan rupiah masih dalam tekanan dan akan melemah pada Rabu. Penyebabnya, sikap The Fed dan Bank of England hawksih di tengah risiko kenaikan inflasi akibat kenaikan harga komoditas saat geopolitik Rusia dan Ukraina memanas.

"Jerome Powell semalam bahkan mengatakan dalam pidatonya, bahwa bisa terjadi peningkatan suku bunga yang lebih agresif di Mei mendatang, ini mendorong rupiah terdepresiasi," kata Fikri, Selasa (22/3).

Baca Juga: Lesu, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 14.348 Per Dolar AS Pada Hari Ini (22/3)

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin mengatakan menambahkan, dolar AS memang cukup perkasa terhadap mata uang utama dunia. Begitu pun terhadap mata uang di Asia.

Rupiah juga ikut melemah karena pernyataan Jerome Powell yang mengindikasikan akan adanya kebijakan yang lebih agresif.

Langkah agresif The Fed tidak lepas karena untuk meredam lonjakan laju inflasi dengan melakukan normalisasi suku bunga. Maklum, harga minyak dunia kini berada di atas US$ 100 per barel.

Meski begitu, Nanang memproyeksikan nilai tukar rupiah akan tetap terjaga. Hal ini didukung dengan defisit transaksi berjalan atau current account deficit yang rendah.

Selain itu, imbal hasil domestik masih menarik serta tingginya neraca perdagangan yang surplus US$ 3,83 miliar di Februari turut menyokong rupiah.

Nanang memproyeksikan rentang rupiah besok di Rp 14.330 per dolar AS-Rp 14.385 per dolar AS. Sedangkan, Fikri memproyeksikan rupiah berada di Rp 14.270 per dolar AS-Rp 14.470 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×