Reporter: Aris Nurjani | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dollar Amerika Serikat pada perdagangan Selasa (31/5), didorong oleh kekhawatiran inflasi global setelah inflasi di negara Eropa meningkat.
Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya mengatakan sentimen dolar AS yang sedang melemah sejak 2 pekan terakhir masih membantu rupiah untuk menguat walau outlook peluang kenaikan suku bunga The Fed di bulan Juni nanti mungkin membatasi Rupiah menguat secara signifikan.
"Sementara sentimen ekonomi di Indonesia cukup baik, walau pelaku bisnis masih mengawasi kenaikan harga bahan bakar dan kekhawatiran turunnya daya beli pasar akibat ancaman inflasi," ucap Andian kepada kontan.co.id, Selasa (31/5).
Baca Juga: Rupiah Diperkirakan Masih Bergerak Melemah Terbatas pada perdagangan Kamis (2/6)
Sedangkan, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan Rupiah pada hari ini melemah tipis 0,17% ke level 14.583 per Dollar AS, didorong oleh kekhawatiran inflasi global setelah inflasi di negara Eropa meningkat. "Kenaikan inflasi negara Eropa mendorong kenaikan ekspektasi terkait suku bunga ECB, sehingga sentimen nilai tukar di pasar Asia memburuk," ucap Josua
Di sisi lain, Josua mengatakan PMI Tiongkok bulan Mei tercatat sebesar 49,6, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi, 49,0, namun masih berada di bawah level ekspansi, sebesar 50. "PMI yang membaik dari Tiongkok terlihat tidak mampu menggerakan sentimen di pasar Asia pada sesi pagi hari ini," ujar Josua.
Josua menyampaikan pergerakan rupiah pada hari Kamis mendatang diperkirakan bergerak melemah terbatas menjelang rilis data ketenagakerjaan AS di hari Jumat malam.
Baca Juga: Bos BI Meramal Rata-rata Nilai Tukar Rupiah Tahun Ini Kisaran Rp 14.300-Rp 14.700
Andian mengatakan untuk karena besok perbankan Indonesia libur, pergerakan Rupiah akan sangat dipengaruhi oleh Dolar AS dan sentimen penggerak Rupiah di pekan depan berasal dari data Non-Farm AS yang akan dirilis di hari Jumat malam dengan ekspektasi data yang lebih lemah dari sebelumnya.
Josua memperkirakan Rupiah berada pada perdagangan Kamis (2/6) di rentang Rp 14.525 per dolar AS - Rp 14.650 per dolar AS. Sementara Andian memproyeksikan rupiah akan berada di rentang Rp 14.450 per dolar AS- Rp 14.575 per dolar AS.
Pada perdagangan Selasa (31/5), kurs rupiah spot melemah 0,15% ke Rp 14.578 per dolar AS. Sementara, kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah 0,32% ke Rp 14.592 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News