kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah belum mampu mengambil peluang pelemahan dolar, ini sebabnya


Minggu, 18 April 2021 / 17:39 WIB
Rupiah belum mampu mengambil peluang pelemahan dolar, ini sebabnya
ILUSTRASI. Indeks dolar melemah dalam beberapa hari perdagangan terakhir.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks dolar melemah dalam beberapa hari perdagangan terakhir. Sejak awal bulan, indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia ini melemah 1,86% ke level 91,55 hingga Jumat (16/4).

Sedangkan rupiah sempat melemah sebelum akhirnya menutup perdagangan sepekan stagnan di Rp 14.565 per dolar AS. Menurut Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual, terjadi pola musiman pada bulan April.

David menambahkan ada beberapa sentimen yang mempengaruhi rupiah selama bulan April ini, seperti dalam masa bulan Ramadan dan Idul Fitri yang membuat impor menjadi lebih meningkat dari biasanya. “Pembayaran dividen juga di bulan April, lalu juga utang jatuh tempo, termasuk utang pemerintah banyak yang jatuh temponya di bulan April. Selain itu juga kelihatan dana asing belum terlalu kuat bulan April ini,” kata David kepada Kontan, Jumat (16/4).

Dengan adanya pola musiman saat ini, David berharap pada prestasi portofolio dan sambil menunggu hasil dari pertumbuhan ekonomi dan data pemasukan dari setiap perusahaan di kuartal pertama dan kedua tahun 2021. “Karena kala stock market kan udah ahead of the curve, dia sudah pulih duluan sedangkan earning-nya ini gimana, kuartal pertama dan kedua ini,” kata David.

Baca Juga: Rupiah dapat mengambil untung dari koreksinya indeks dolar AS

David menilai sentimen yang akan mengangkat rupiah di tahun ini juga berasal dari vaksinasi dan investasi melalui Indonesia Investment Authority yang diharapkan bisa terealisasi di tahun ini.

Selain itu, dia menganggap ekspor komoditas masih akan menjadi faktor utama yang akan mendorong penguatan rupiah. Sejauh ini, ekspor positif, bahkan data di bulan Maret menunjukkan adanya surplus neraca dagang Indonesia mencapai US$ 1,57 miliar.

“Terus juga ekonomi China diumumkan tumbuh 18,3%. Itu biasanya berkorelasi positif dengan ekonomi kita. Nah, dengan itu demand terhadap komoditas bisa meningkat,” ujar David.

Dengan kondisi saat ini, David menilai fundamental rupiah berada di level Rp 14.500 per dolar AS–Rp 14.600 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG diproyeksi koreksi wajar pada Perdagangan Senin (19/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×