Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks dolar melemah sejak berada di puncaknya pada 30 Maret. Di akhir kuartal pertama, indeks dolar berada di level 93,29. Indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia ini berada di 91,55 pada Jumat (16/4).
Menurut Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin, pelemahan yang terjadi pada dolar tidak lepas karena penurunan yield obligasi pemerintah AS untuk tenor 10 tahun yang berada di level 1,58% pada Jumat (16/4). “Hal ini dipicu aksi profit taking yang terjadi atas obligasi dari kenaikan selama tiga bulan terakhir,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Jumat (16/4).
Nanang menilai bahwa rupiah mendapatkan dukungan dari pelemahan dolar AS, sehingga di perdagangan Jumat (16/4) kembali menguat di level Rp 14.565 per dolar AS. Dia menambahkan bahwa selain faktor yield obligasi AS, penguatan rupiah di akhir pekan turut ditopang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China.
Untuk sentimen internal, neraca dagang yang surplus US$ 1,57 miliar pada bulan Maret juga menyokong penguatan rupiah pada Jumat lalu. Ekspor Indonesia di bulan Maret tercatat US$ 18,35 miliar atau tumbuh 30,47% secara year on year (yoy). Sementara impor tercatat US$ 16,79 miliar atau tumbuh 25,73% secara yoy.
Baca Juga: IHSG diproyeksi koreksi wajar pada Perdagangan Senin (19/4)
Di kuartal dua tahun ini Nanang memproyeksikan rupiah akan kembali berada di bawah level Rp 14.500 per dolar AS, seiring dengan koreksi jangka pendek yield obligasi AS yang menekan dolar AS. “Koreksi yield obligasi AS bisa ke area 1,40% dan jangka menengah hingga 1,19%,” kata Nanang.
Untuk jangka panjang, dia melihat bahwa apabila koreksi yield AS terus terjadi hingga akhir tahun, maka rupiah kembali berpotensi berada di kisaran Rp 14.300 per dolar AS–Rp 14.450 per dolar AS. “Penguatan seiring dengan membaiknya data domestik dan global, khususnya Eropa dan Inggris yang lepas dari lockdown tanggal 18 April,” pungkas Nanang.
Baca Juga: Cermati proyeksi IHSG untuk Senin (19/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News