kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah anjlok ke Rp 14.338 per dolar AS di awal perdagangan Selasa (6/8)


Selasa, 06 Agustus 2019 / 08:21 WIB
Rupiah anjlok ke Rp 14.338 per dolar AS di awal perdagangan Selasa (6/8)


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah langsung anjlok di awal perdagangan Selasa (6/8). Pukul 8.06 WIB, rupiah spot melemah 0,58% ke Rp 14.338 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ini adalah pelemahan rupiah dalam empat hari perdagangan berturut-turut sejak Kamis pekan lalu. Dalam empat hari, rupiah mengakumulasi pelemahan 2,25%.

Baca Juga: Yuan "melemahkan diri" terhadap dollar, bagaimana posisi yuan versus rupiah?

Nilai tukar rupiah spot ini pun sudah melewati nilai tukar rata-rata rupiah sejak awal tahun yang berada di Rp 14.169 per dolar AS. Sementara posisi paling lemah rupiah tahun ini ada di Rp 14.525 per dolar AS yang terjadi pada 22 Mei lalu.

Tak cuma rupiah, mata uang Asia pun melemah terhadap the greenback. Hanya dolar Hong Kong, dolar Singapura, dan yen yang pagi ini masih menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat tipis 0,05% sedangkan dolar Singapura menguat 0,04%. Yen hanya menguat 0,01 poin.

Baca Juga: Harga emas melonjak ke level tertinggi di tengah panas perang dagang

Tapi posisi rupiah pagi ini memang paling lemah di Asia. Menyusul di belakang rupiah adalah peso Filipia yang melemah 0,39%, diikuti ringgit Malaysia 0,31% dan dolar Taiwan 0,24%.

Sementara indeks dolar justru juga melemah ke 97,29. Indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ini melemah dalam empat hari perdagangan terakhir.

Baca Juga: Harga minyak brent merosot 4% sejak awal pekan

"Setelah perkembangan baru perang dagang AS-China, seluruh pandangan ekonomi dan pergerakan mata uang dan saham disetir oleh mental kabur yang akan menyebabkan kenaikan di pasar obligasi," kata Kota Hirayama, senior emerging markets economist SMBC Nikko Securities kepada Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×