kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak brent merosot 4% sejak awal pekan


Selasa, 06 Agustus 2019 / 07:34 WIB
Harga minyak brent merosot 4% sejak awal pekan


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga minyak yang terjadi akhir pekan lalu tidak berlanjut ke pekan ini. Selasa (6/8) pukul 7.14 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2019 di New York Mercantile Exchange turun 1,04% ke US$ 54,12 per barel dari harga penutupan kemarin.

Harga minyak WTI ini turun dalam dua hari perdagangan berturut-turut. Dalam dua hari, harga minyak mencatat akumulasi penurunan 2,77%.

Baca Juga: Membaca efek kejatuhan yuan dan larangan impor produk pertanian AS bagi dunia

Sejalan, harga minyak brent untuk pengiriman Oktober 2019 di ICE Futures berada di US$ 59,32 per barel. Ini adalah harga terendah minyak brent sejak 13 Juni 2019. 

Harga minyak brent pagi ini turun 0,82% jika dibandingkan dengan harga penutupan kemarin. Dalam dua hari, harga minyak acuan internasional ini turun 4,15%.

Merosotnya harga minyak di awal pekan ini terjadi akibat kekhawatiran babak lanjutan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengancam China dengan tarif baru yang berpeluang membatasi permintaan minyak.

China pun bersumpah akan membalas serangan Trump. Awal pekan ini, bank sentral China menetapkan kurs tengah di level terendah dalam delapan bulan terakhir.

Baca Juga: Wall Street terjun akibat perang mata uang dan eskalasi perang dagang

Yuan pun merosot di bawah 7 per dolar AS untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir. Nilai tukar yuan yang melemah akan menyebabkan impor minyak oleh China menjadi lebih mahal dari sisi mata uang yuan.

"Kabar baru perdagangan ini akan memaksa penyesuaian ekspektasi permintaan minyak global tahun ini dan mungkin tahun depan. Kemungkinan besar Asia akan menghadapi kondisi terburuk perlambatan pertumbuhan permintaan minyak," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates kepada Reuters.

Tensi Timur Tengah yang juga menegang akibat penangkapan tanker minyak Irak oleh Iran menjadi penopang harga meski tidak sekuat efek perang dagang. Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Iran tidak akan menoleransi lagi serangan maritim di Selat Hormuz. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×