Reporter: Nathania Pessak | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Melemahnya the greenback membuat rupiah berhasil menguat kembali pada Senin (24/7). Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda menguat 0,03% ke level Rp 13.309 per dollar AS di pasar spot. Pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah pun juga terapresiasi 0,03% ke level Rp 13.319 per dollar AS.
Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy menyebutkan, penguatan rupiah ini terjadi murni karena sentimen negatif yang membuat nilai tukar dollar AS melorot. Nizar menilai, kegaduhan politik AS menghambat ekonomi yang dicetuskan oleh Presiden Donald Trump.
"Setelah muncul investigasi skandal surel Donald Trump Jr yang mengarah ke orang terdekat Trump, juga masalah juru bicara kepresidenan yang mengundurkan diri membuat kegaduhan politik," papar Nizar.
Nizar menambahkan, pasar kembali meragukan kepemimpinan Donald Trump. Menurutnya, stimulus fiskal AS tidak akan terjadi karena reformasi pajak yang masih belum jelas. Apalagi, RUU kesehatan juga ditolak oleh partainya sendiri.
Ekonom BCA David Sumual melihat, penguatan rupiah lebih ditunjang oleh aksi investor yang kembali memburu aset emerging market. "Pasar juga menanti hasil rapat The Fed pekan ini terkait rancangan pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga acuan," jelasnya.
Untuk itu, David memprediksi rupiah masih akan stabil di rentang Rp 13.290 - Rp 13.350 per dollar AS pada Selasa (25/7). Sementara, prediksi Nizar rupiah juga masih akan konsolidasi di kisaran Rp 13.300 - Rp 13.340 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News