kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

RMBA akan mendapat utang Rp 5,3 triliun


Selasa, 07 Mei 2013 / 06:10 WIB
RMBA akan mendapat utang Rp 5,3 triliun
ILUSTRASI. Masalah perilaku pada balita


Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) akan mendapat fasilitas pinjaman dari perusahaan afiliasi, Rothmans Far East BV. Perusahaan yang berdiri di Belanda ini akan memberi pinjaman Rp 5,3 triliun. RMBA akan menggunakan dana itu untuk melunasi utang bank dan ekspansi bisnis.

Jusuf Salman, Sekretaris Perusahaan RMBA dalam prospektus ringkas, kemarin, menjelaskan, RMBA akan melunasi utang bank senilai Rp 2,4 triliun. Utang bank itu dilunasi karena pinjaman tersebut menggunakan bunga mengambang. Jadi bank bisa mengenakan bunga lebih tinggi ke RMBA.

Sementara, sisanya yakni Rp 2,9 triliun akan RMBA gunakan untuk membeli mesin baru serta tambahan modal kerja. Ini untuk antisipasi kebijakan tarif cukai. "RMBA memerlukan pendanaan lebih besar dan dari internal grup yang lebih memahami kondisi dan kegiatan bisnis serta kebutuhan," jelas Jusuf.

Perjanjian pinjaman antara Rothmans dan RMBA akan dilakukan pada 29 Agustus 2013. Sementara jatuh tempo pinjaman selama tiga tahun yaitu pada 29 Agustus 2016. Rothmans juga telah menetapkan tingkat bunga pinjaman JIBOR enam bulan plus 2,70%. Tahap pencairan pinjaman akan disesuaikan dengan kebutuhan. Rothmans adalah anak usaha dari British American Tobacco, pemegang 85,55% saham RMBA.

Berdasarkan analisa RMBA, dampak dari pinjaman ini akan menurunkan likuiditas pada periode 2013 - 2015. Sebab, selama masa tersebut Bentoel akan memperkuat jaringan distribusi dan membeli beberapa mesin. Namun, RMBA mengklaim pada 2016 - 2017 likuiditas akan membalik seiring dengan kinerja.

Sementara, kinerja perusahaan ini di 2013 dan 2014 akan merugi karena harga pokok penjualan meningkat akibat dampak kenaikan tarif cukai. Tapi pada 2015, kondisi akan membaik. Pada kuartal I 2013, rugi bersih RMBA tercatat Rp 234,10 miliar dari Rp 35,58 miliar year on year.

RMBA akan meminta persetujuan penarikan pinjaman pada rapat umum pemegang saham tahunan, 5 Juni nanti. Harga RMBA, kemarin, naik 1,82% di Rp 560 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×