kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.318   121,95   1,69%
  • KOMPAS100 1.124   19,57   1,77%
  • LQ45 895   17,84   2,03%
  • ISSI 223   2,29   1,04%
  • IDX30 459   10,08   2,25%
  • IDXHIDIV20 553   13,20   2,45%
  • IDX80 129   2,04   1,61%
  • IDXV30 137   2,78   2,06%
  • IDXQ30 153   3,47   2,33%

Risiko Refinancing Emiten Properti Disorot, Saham-Saham Ini Masih Layak Dirilik


Jumat, 01 Maret 2024 / 06:50 WIB
Risiko Refinancing Emiten Properti Disorot, Saham-Saham Ini Masih Layak Dirilik
ILUSTRASI. Rancangan desain miniatur Kota Maja Raya di Maja, Lebak, Banten, Senin (30/10/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/Spt.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

“Untuk membayar obligasi, APLN bisa menjual aset-aset yang tidak strategis, menerbitkan obligasi baru, dan meminta pinjaman dari bank,” tuturnya.

Di sisi lain, kinerja ASRI diperkirakan memiliki peluang perbaikan kinerja di tahun 2024. Sentimen kuatnya adalah peluncuran produk terbaru di tahun ini.

Technical Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat, sentimen positif untuk kinerja APLN adalah adanya Proyek Grand Taruma Commercial, Kota Kertabumi, dan Parkland Podomoro Karawang yang baru rilis pada pertengahan tahun 2023.

Sentimen negatif untuk APLN adalah adanya penurunan rating surat utang dari Fitch Ratings dari CCC menjadi C.

“Rating yang dipangkas ini tentu meningkatkan risiko gagal bayar surat utang APLN yang perlu diwaspadai investor,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (29/2).

Andhika melihat kinerja ASRI lebih baik dengan sejumlah sentimen positif. Pertama, ASRI mencatat pengurangan total utang dari Rp 6,6 triliun di akhir tahun 2022 menjadi Rp 6,3 triliun pada kuartal III 2023. Jumlah itu turun 4,2%.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Naik Tahun Lalu, Begini Rekomendasi Saham Avia Avian (AVIA)

“Hal ini membuat beban bunga menurun dan membuat kinerja ASRI berpeluang untuk naik kembali,” tuturnya.

Kedua, ASRI menambah proyek hunian melalui anak usahanya di Tangerang, yaitu perumahan Suvarna Sutera. Hal ini bisa meningkatkan marketing sales ASRI. Ketiga, adanya proyeksi suku bunga yang akan turun di tahun 2024.

Di tengah kondisi ini, Vicky dan Andhika sepakat emiten properti yang masih prospektif adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

“Salah satu sentimen penggeraknya adalah insentifnya PPN DTP dan mulai pulihnya permintaan terhadap properti komersial di Indonesia,” ujar Vicky.

Vicky merekomendasikan trading buy untuk CTRA dan SMRA dengan target harga masing-masing Rp 1.360 per saham dan Rp 580 per saham. Sementara, Andhika merekomendasikan SMRA dengan target harga Rp 600 per saham.

Untuk APLN dan ASRI, Andhika belum memberikan rekomendasi. Sementara, Vicky merekomendasikan wait and see untuk APLN dan buy on weakness ASRI untuk dengan target harga Rp 162 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×